Rabu, 29 November 2023

243 Koleksi Museum Nasional Teridentifikasi Usai Kebakaran

Zulkifli Fahmi
Rabu, 27 September 2023 16:56:00
Tim pengelolaan koleksi melakukan proses penanganan konservasi tahap ringan untuk mengidentifikasi arca berbahan perunggu yang telah berhasil dievakuasi. (Istimewa/Kemdikbudristek)

Murianews, Jakarta – Sebanyak 243 koleksi dari 817 koleksi dari Museum Nasional Indonesia (MNI) telah berhasil diidentifikasi. Identifikasi itu dilakukan Tim Khusus Penanganan Unit MNI usai insiden kebakaran gedung kompleks museum tersebut.

Dalam laman resmi Kemdikbudristek, Plt Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB) Ahmad Mahendra mengatakan, tim masih terus bekerja untuk menangani proses evakuasi, identifikasi dan restorasi koleksi benda serta bangunan bersejarah yang terdampak akibat kebakaran MNI yang terjadi pada Sabtu (16/9) pekan lalu.

”Ruangan pameran koleksi pra-sejarah, perunggu dan sebagian terakota telah berhasil di evakuasi, dan kami sudah mulai mengevakuasi ruangan koleksi keramik. Tenaga ahli tambahan untuk tim identifikasi juga kita galakkan guna mempercepat proses tahapan identifikasi. Hingga hari ini terdapat 243 koleksi yang berhasil kami identifikasi,” katanya.

Ia mengatakan, proses itu melibatkan banyak pihak seperti ahli arkeolog, antropolog, budayawan, sejarawan, kurator, dan akademisi. Proses pemulihan itu sudah dilakukan sejak 23 September 2023 lalu.

Dalam proses itu, Kemdikbudristek juga menjalin komunikasi intensif dengan para ahli, komunitas, dan mitra di dalam dan luar negeri. Komunikasi itu untuk merancang rencana pemulihan MNI dan perbaikan kualitas museum dan cagar budaya secara umum.

Mahendra mengatakan, pemulihan dilakukan secara bertahap. Mulai dari evakuasi, identifikasi, dan restorasi koleksi.

”Para Tenaga Ahli Cagar Budaya Nasional sedang melakukan beberapa kajian dan analisa untuk memberikan rekomendasi penanganan cagar budaya kepada Kemendikbudristek. Nantinya akan ada audit keseluruhan bangunan MNI melalui studi kelayakan bangunan, kajian keseluruhan bangunan yang terdiri dari kajian arsitektural, struktural, material, pengamanan gedung, dan lain sebagainya,” lanjut Mahendra.

Mahendra mengunkapkan, Selasa (26/9/2023) lalu pihaknya menjalin pertemuan dengan World Bank untuk mendiskusikan perancangan Disaster Risk Management Plan atau program dan asesmen risiko terhadap bencana khusus untuk museum dan cagar budaya.

Program ini dilakukan untuk mempersiapkan Museum dan Cagar Budaya di Indonesia dalam menanggulangi potensi dan tantangan bencana yang dihadapi.

”Bersama dengan World Bank, kami akan berkolaborasi untuk menyusun program dan rencana kerja tanggap darurat terhadap bencana pada museum dan cagar budaya. Program ini juga akan menggunakan Pedoman Cagar Budaya Tangguh Bencana yang diterbitkan Ditjen Kebudayaan pada tahun 2023 sebagai referensi awal,” tutup Mahendra.

Komentar