Rabu, 19 November 2025

Murianews, Bitung – Aksi bela Palestina di Kota Bitung, Sulawesi Utara diwarnai bentrokan antara massa pro Palestina dengan sebuah organisasi masyarakat, Sabtu (25/11/2023). Akibat insiden itu, seorang warga tewas dan dua lainnya luka-luka.

Polisi sudah mengamankan tujuh orang terduga pelaku yang menyebabkan bentrokan. Namun, Polisi masih belum merinci identitas pelaku.

Kapolda Sulut Irjen Pol Setyo Budiyanto mengatakan, lima orang pelaku yang diamankan terkait dengan korban yang meninggal. Sementara, dua orang pelaku terkait korban yang mengalami luka-luka. Dari tujuh pelaku itu, satu pelaku usianya masih di bawah umur.

Usai bentrokan, aparat kepolisian dibantu TNI melakukan penjagaan di sejumlah titik. Setyo menegaskan situasi Bitung sudah aman terkendali pada malam hari, Minggu (26/11/2023).

”Kami sampaikan kepada seluruh masyarakat, khususnya yang ada di Kota Bitung dan umumnya masyarakat Sulut serta seluruh masyarakat Indonesia, sampai dengan malam ini situasi dan kondisi di wilayah Kota Bitung aman dan terkendali,” kata Setyo dikutip dari Suara.com, Senin (27/11/2023).

Setyo mengungkapkan, pihaknya telah menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan agama. Warga yang beraktivitas, juga sudah berjalan seperti biasanya.

Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Diduga ada pelaku lain yang masih berkeliaran. Kapolda pun mengimbau agar para pelaku segera menyerahkan diri.

”Sebaiknya menyerahkan diri, secepatnya datang ke polres untuk menyampaikan dengan baik, dan akan ditangani secara baik, saya jamin haknya untuk kemudian diperlakukan secara baik oleh penyidik. Kalau tidak, akan dilakukan upaya penangkapan, atau kalau misalnya melarikan diri pasti akan dilakukan upaya dan dimasukkan dalam daftar pencarian orang,” tuturnya.

Untuk diketahui, bentrok terjadi saat kelompok yang terlibat melakukan kegiatan bersama. Insiden ini sempat viral karena disebut-sebut terdapat kelompok yang membawa atribut mirip bendera israel. Mereka membawa atribut itu secara konvoi mengunakan sepeda motor hingga mobil bak terbuka.

Dalam video yang beredar juga memperlihatkan sebuah ambulans terguling. Sejumlah orang menggunakan senjata tajam berbentuk parang panjang menghancurkan mobil ambulans bernompol DB 8262 CH.

Badan Kesbangpolda Provinsi Sulawesi Utara, Minggu (26/11/2023) pagi menyebut, peristiwa bentrokan di Bitung itu terjadi, Sabtu (25/11/2023) pukul 18.00 sampai dengan 19.55 WITA.

Insiden itu disebut bermula dari dua kegiatan yang terjadi pada saat bersamaan. Pertama adalah giat parade budaya masyarakat adat Makatana Minahasa. Lalu kedua ada giat doa dan Salat Ghaib untuk Palestina.

Menurut Badan Kesbangpolda Sulut, pukul 16.54 WITA, di lokasi konsentrasi massa Masyarakat Adat Makatana Minahasa dan Pasukan Manguni Makasiou diduga ada oknum yang berteriak takbir. Kemudian ormas adat mengejar sampai di Pasar Kanopi.

Pada saat massa ormas adat merangsek masuk ke arah pusat kota mengejar oknum memprovokasi itu, massa berpapasan dengan mobil ambulans yang saat itu memuat atribut kegiatan bendera Tauhid.

Terjadilah pengerusakan kendaraan ambulans oleh massa ormas, pembakaran atribut serta adanya penganiayaan terhadap salah seorang dari peserta doa dan salat Ghaib untuk Palestina.

Tak lama usai bentrokan, kedua kelompok langsung dipertemukan dan memutuskan kesepakatan damai. Kesepakatan damai itu dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Damai yang digelar di GOR Duasudara yang diprakarsai FKUB Kota Bitung dan BKSUA Kota Bitung, Sabtu (25/11/2023) malam.

Ada tiga poin yang disepakati dalam kesepakatan damai itu. Pertama adalah Kota Bitung dalam keadaan aman dan damai. Kedua, menangkal berita hoaks dan berita-berita yang memprovokasi.

Lalu ketiga adalah masyarakat adat Minahasa dan Barisan Solidaritas Muslim (BSM) bersatu padu dan menyatakan tidak ada konflik lagi, serta mengedepankan kedamaian di atas segala-galanya.

Komentar