WHO Ungkap Penyebab Covid-19 Masih Muncul di Dunia
Zulkifli Fahmi
Selasa, 19 Desember 2023 18:00:00
Murianews, Jakarta – World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan masih munculnya sebaran Covid-19 di dunia.
Dalam unggahan video di Instagram WHO, Senin (18/12/2023), Maria Van Kerkhove, Covid-19 Technical Lead’s mengungkapkan virus Covid-19 masih terus berevolusi dan menginveksi di semua negara.
Mulanya, Maria mengingatkan adanya penyakit lain, selain Covid-19 yang sedang beredar di dunia. Ini seiring negara-negara empat musim telah memasuki musim dingin.
”Bukan hanya COVID-19 yang beredar. Ada influenza, virus lain dan bakteri lainnya. Di belahan dunia lain, kita memasuki bulan-bulan musim dingin, dan orang-orang mulai berkumpul untuk musim liburan,” ujarnya.
Maria pun meminta masyarakat memerhatikan ventilasi atau sirkulasi udara dalam ruangan ketika menghabiskan waktu dengan berkumpul.
”Dan ketika orang-orang berkumpul, mereka menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, terutama jika ada ventilasi yang buruk. Patogen yang menyebar secara efisien di antara orang-orang dan melalui udara akan mengambil keuntungan,” kata Maria.
Maria kemudian mengingatkan masih adanya sebaran virus Covid-19 di dunia. Ia mengungkapkan penyebab virus ini masih ada dan tetap menyebar di sejumlah negara-negara. Salah satunya kemampuan evolusi dari virus tersebut.
”Dan ini lagi-lagi disebabkan oleh sejumlah faktor. Yakni virus SARS-CoV-2 berevolusi, berubah, dan beredar di semua negara,” kata Maria dalah unggahan Instagram WHO seperti dilihat Murianews.com, Selasa (19/12/2023).
Di kesempatan itu, Maria memperingatkan sejumlah negara akan adanya ancaman baru dari varian Covid garis keturunan JN.1. Varian ini merupakan sub keturunan dari BA.2.86.
Strain ini juga sub-garis keturunan dari virus XBB yang muncul di awal 2023. Terlebih lagi, varian XBB mewakili 68 persen dari semua kasus di seluruh dunia.
”Di beberapa negara, kita memiliki subgalur XBB ini, dan mereka mewakili sekitar 68 persen atau lebih dari sekuens yang dibagikan secara global,” ujar Maria.
Maria mengungkapkan, varian JN.1 menyebabkan spektrum penuh. Varian ini cukup berbahaya lantaran infeksinya tanpa gejala, namun memiliki tingkat keparahan dan hingga kematian.
”Mirip dengan apa yang telah kita lihat dengan subgalur Omicron lainnya,” tambahnya.
Murianews, Jakarta – World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan masih munculnya sebaran Covid-19 di dunia.
Dalam unggahan video di Instagram WHO, Senin (18/12/2023), Maria Van Kerkhove, Covid-19 Technical Lead’s mengungkapkan virus Covid-19 masih terus berevolusi dan menginveksi di semua negara.
Mulanya, Maria mengingatkan adanya penyakit lain, selain Covid-19 yang sedang beredar di dunia. Ini seiring negara-negara empat musim telah memasuki musim dingin.
”Bukan hanya COVID-19 yang beredar. Ada influenza, virus lain dan bakteri lainnya. Di belahan dunia lain, kita memasuki bulan-bulan musim dingin, dan orang-orang mulai berkumpul untuk musim liburan,” ujarnya.
Maria pun meminta masyarakat memerhatikan ventilasi atau sirkulasi udara dalam ruangan ketika menghabiskan waktu dengan berkumpul.
”Dan ketika orang-orang berkumpul, mereka menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, terutama jika ada ventilasi yang buruk. Patogen yang menyebar secara efisien di antara orang-orang dan melalui udara akan mengambil keuntungan,” kata Maria.
Maria kemudian mengingatkan masih adanya sebaran virus Covid-19 di dunia. Ia mengungkapkan penyebab virus ini masih ada dan tetap menyebar di sejumlah negara-negara. Salah satunya kemampuan evolusi dari virus tersebut.
”Dan ini lagi-lagi disebabkan oleh sejumlah faktor. Yakni virus SARS-CoV-2 berevolusi, berubah, dan beredar di semua negara,” kata Maria dalah unggahan Instagram WHO seperti dilihat Murianews.com, Selasa (19/12/2023).
Di kesempatan itu, Maria memperingatkan sejumlah negara akan adanya ancaman baru dari varian Covid garis keturunan JN.1. Varian ini merupakan sub keturunan dari BA.2.86.
Strain ini juga sub-garis keturunan dari virus XBB yang muncul di awal 2023. Terlebih lagi, varian XBB mewakili 68 persen dari semua kasus di seluruh dunia.
”Di beberapa negara, kita memiliki subgalur XBB ini, dan mereka mewakili sekitar 68 persen atau lebih dari sekuens yang dibagikan secara global,” ujar Maria.
Maria mengungkapkan, varian JN.1 menyebabkan spektrum penuh. Varian ini cukup berbahaya lantaran infeksinya tanpa gejala, namun memiliki tingkat keparahan dan hingga kematian.
”Mirip dengan apa yang telah kita lihat dengan subgalur Omicron lainnya,” tambahnya.