Rabu, 19 November 2025

Murianews, JakartaPusat Data Nasional dibobol peretas sejak Kamis (20/6/2024) lalu. Para peretas pun meminta tebusan hingga 8 Juta US Dollar atau setara Rp 131 miliar.

Hingga kini, Pusat Data Nasional yang berlokasi di Surabaya itu belum bisa dipulihkan. Akibat peretasan itu, pelayanan di 210 instansi pemerintahan yang berbasis digital terganggu.

’’Mereka meminta tebusan US$8 juta,’’ ucap Direktur Network & IT Solution Telkom Group Herlan Wijanarko pada jumpa pers seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (25/6/2024).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memastikan, permintaaan para peretas itu tak akan dituruti oleh pemerintah.

Untuk menangani peretasan itu, pemerintah telah menerjunkan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) beserta sejumlah instansi. Namun, hingga saat ini, pemerintah belum berhasil mengambil alih Pusat Data Nasional. Tak ada tenggat waktu penanganan serangan ini.

Pemerintah pun terpaksa melakukan migrasi data yang diretas ke cloud computing milik Amazon Web Services (AWS) untuk sementara waktu.

’’Ya kita terpaksa migrasi dulu ke, apa, AWS. Jadi menunggu PDN baik, kita harus emergency apa, solusi emergency. Jadi kita pakai apa, yang Amazon dulu,’’ ucap Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Salah satu layanan yang terimbas dari serangan peretasan itu, adalah layanan Imigrasi. Akibat serangan itu, sempat membuat penumpukan penumpang di Bandara Soekarno Hatta.

Diketahui, kelompok yang melakukan peretasan itu mengaku bernama Lockbit 3.0. Kelompok peretas lintas negara ini memiliki rekam jejak yang mengerikan.

Mereka, dikenal sebagai peretas dengan modus ransomware. Dalam aksinya, mereka akan mengunci data milik korban dengan tujuan pemerasan.

Perusahaan keamanan siber Ensign InfoSecurity menyebut Lockbit 3.0 rutin menyasar keamanan digital di Indonesia pada 2023.

Serangan ini sudah merembet hingga kebocoran data. Salah satu data yang bocor adalah data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polri.

Kebocoran data itu pernah diungkap akun @FalconFeedsio di X. Dia menyebut data INAFIS dijual di BreachForums oleh peretas MoonzHaxor.

Kepala BSSN Hinsa Siburian mengakui hal itu. Mereka juga sudah berkomunikasi dengan Polri mengenai hal ini.

’’Karena data ini kan ditemukannya dari dark web, sama dengan pasar gelap, jadi tentu kita crosscheck, kita konfirmasi dengan kepolisian apa benar ini data kalian? Mereka bilang itu ada data memang data lama,’’ ungkap Hinsa.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler