Rabu, 19 November 2025

Murianews, LumajangGunung Semeru, Jawa Timur mulai bergolak, Senin (15/7/2024). Dalam pengamatan pukul 00.00 – 06.00 WIB, gunung di perbatasan Lumajang-Malang itu teramati mulai mengalami gempa erupsi hingga gempa guguran.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, mengatakan, gempa erupsi terjadi 31 kali.

’’Dengan amplitudo 19-22 m, dan lama gempa 82-138 detik,’’ ujarnya, dikutip dari Antara, Senin (15/7/2024).

Sementara, gempa guguran yang teramati terjadi hingga 65 kali dengan amplitude 2-13 mm dan lama gempa 42-95 detik.

Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu juga mengalami tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 5 mm dan lama gempa 57-76 detik

’’Serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 32 mm, S-P 16 detik dan lama gempa 107 detik,’’ tuturnya.

Gunung tertinggil di Pulau Jawa itu masih terlihat jelas dalam pengamatan visual. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah, angin lemah hingga sedang ke arah barat daya dan barat.

Sebelumnya Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan Gunung Semeru mengalami peningkatan kejadian erupsi dan guguran lava.

Kondisi itu, sewaktu-waktu berpotensi mengakibatkan terjadinya awan panas selama periode 23-30 Juni 2024.

’’Aktivitas Gunung Semeru pada periode itu memperlihatkan aktivitas erupsi, awan panas, dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena cuaca berkabut,’’ tuturnya.

Berdasarkan analisis dan evaluasi menyeluruh hingga akhir Juni 2024, tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level III atau siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan ancaman bahaya terkini.

Pihaknya memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

Kemudian, di luar jarak tersebut, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler