Kamis, 20 November 2025

Murianews, Jakarta – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengenang 28 tahun penyerangan kantor pusat PDI atau tragedi kudatuli yang terjadi 27 Juli 1996.

Peringatan tragedi itu dilakukan dengan menggelar aksi teatrikal bertajuk Kudatuli 27 Juli, Kami Tidak Lupa. Aksi digelar di Gedung DPP PDIP Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7/2024).

Aksi diawali dengan pembacaan puisi yang dilakukan Amien Kamiel. Ia membaca empat puisi karya Widji Thukul yang berjudul Penguasa, Tujuan Kita Satu Ibu, Sikap, dan Sajak Suara.

Usai pembacaan puisi, aksi teatrikal kemudian dimulai. Teatrikal tersebut menggambarkan penyerangan kantor PDI pada tragedi Kudatuli terjadi.

Ratusan pemuda berkaos dan berikat kepala berwarna merah berjalan bersama dengan diiringi drum band sambil memperagakan peristiwa penyerbuan.

Mereka juga memperagakan adegan ketika massa memaksa masuk kantor DPP dan melempari gedung dengan batu.

Setelah aksi teatrikal, kegiatan diramaikan dengan penampilan lagu dari solois Fajar Merah yang merupakan putra dari Widji Thukul.

Kepala Badan Sejarah PDIP Bonnie Triyana mengatakan, aksi teatrikal itu merupakan reka ulang tragedi Kudatuli 27 Juli 1996.

’’Dengan ini, kami tidak ingin membangkitkan luka. Namun, kami cuma ingin merawat ingatan yang mungkin masih traumatik bagi sebagian orang,’’ kata seperti dikutip dari Antara, Sabtu (27/7/2024).

Bonnie mengatakan, penyerangan itu memiliki pengaruh besar pada dinamika perpolitikan Indonesia. Menurutnya, tanpa adanya tragedi Kudatuli, tak akan ada reformasi 1997-1998.

’’Mungkin tidak akan ada pemilihan presiden secara langsung, tidak ada kesempatan buat seseorang bermimpi menjadi pejabat tinggi walau dari keluarga sederhana,’’ ujarnya.

Acara tersebut turut dihadiri Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Adhie dan Sadarestuwati, Wakil Bendahara PDIP Yuke Yurike serta jajaran Ketua DPP PDIP seperti Ganjar Pranowo, Yasonna Laoly, Ribka Tjiptaning, Eriko Sotarduga, dan Wiryanti Sukamdani.

Adapun Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri mengikuti acara ini melalui daring.

Sebagai informasi, peristiwa penyerangan dan pengambilan paksa kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 1996 itu dikenal sebagai penyerangan 27 Juli atau Kudatuli atau Sabtu Kelabu.

Saat itu, massa pendukung Soejadi (Ketua Umum PDI) dengan dibantu aparat keamanan menyerbu kantor DPP PDI yang diduduki pendukung Megawati. Chaos kemudian meluas ke beberapa wilayah di Jepara, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat, Jakarta Pusat.

Dari hasil penyidikan Komnas HAM, sebanyak lima orang massa pendukung Megawati tewas, 149 orang terluka, dan 23 orang hilang.

Komentar

Berita Terkini