Rencananya, proyek revisi buku sejarah Indonesia itu akan dipimpin sejarawan senior dari Universitas Indonesia, Prof Dr Susanto Zuhdy.
Menurutnya, buku sejarah Indonesia versi terbaru nantinya memuat sejumlah revisi, penambahan, dan pelurusan berdasarkan kajian akademik para ahli.
Buku itu akan dibagi ke beberapa jilid dengan editor yang berbeda.
Proyek itu pun tidak dimulai dari nol, melainkan merevisi informasi ataus sejarah yang sudah dituliskan dalam buku sejarah Indonesia. Termasuk di dalamnya peristiwa-peristiwa politik.
Penyusunannya nanti dilakukan dengan pendekatan ilmiah yang merujik pada sumber-sumber yang telah ada. Kemudian, informasi tersebut diperkuat dengan temuan-temuan terbaru.
Murianews, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon merencanakan untuk merevisi buku sejarah Indonesia. Dalam upayanya itu, pihaknya akan melibatkan sekitar 100 sejarawan.
Rencananya, proyek revisi buku sejarah Indonesia itu akan dipimpin sejarawan senior dari Universitas Indonesia, Prof Dr Susanto Zuhdy.
Menurutnya, buku sejarah Indonesia versi terbaru nantinya memuat sejumlah revisi, penambahan, dan pelurusan berdasarkan kajian akademik para ahli.
Buku itu akan dibagi ke beberapa jilid dengan editor yang berbeda.
”Yang era prasejarah sampai era misalnya perjuangan kemerdekaan dan sampai sekarang,” tambahnya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (6/5/2025).
Proyek itu pun tidak dimulai dari nol, melainkan merevisi informasi ataus sejarah yang sudah dituliskan dalam buku sejarah Indonesia. Termasuk di dalamnya peristiwa-peristiwa politik.
Penyusunannya nanti dilakukan dengan pendekatan ilmiah yang merujik pada sumber-sumber yang telah ada. Kemudian, informasi tersebut diperkuat dengan temuan-temuan terbaru.
Proses pembaharuannya meliputi tiga aspek utama, revisi atau narasi yang sudah ada, penambahan materi sejarah baru, dan pelurusan bagian yang perlu klarifikasi berdasarkan hasil kajian.
Target...
Ia menargetkan, buku sejarah Indonesia versi terbaru rampung pada HUT Kemerdekaan RI atau 17 Agustus 2025.
Untuk pendanaan sendiri, Fadli mengatakan pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk melakukan kajian dan penulisan, namun dirinya mengaku tidak ingat jumlahnya.
”Untuk sementara ini (anggaran) penulisannya. Nanti penerbitannya bisa pakai skema public-private partnership,” tuturnya.
Revisi tersebut, Fadli mencontohkan mengenai zaman prasejarah, di mana berdasarkan penelitian terbaru, sejarah peradaban di kawasan Indonesia ternyata lebih tua.
”Ada temuan-temuan baru, misalnya penelitian terbaru dalam prasejarah kita seperti Gua Leang-Leang Maros yang tadinya usianya diduga 5.000 tahun ternyata 40.000-52.000 tahun yang lalu usianya, itu kan harus ditambahkan. Kalau tidak ada yang baru ya kita teruskan,” ujar Fadli.