Dalam Kongres PSI di Gedung Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025) lalu, Jeffri mengakui pernah menyuruh para petinggi PSI untuk melakukan segala cara membujuk keluargaPresiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) gabung PSI pada 2023 lalu.
Bahkan, ia mengakui menyuruh Grace Natalie untuk menangis sekencang-kencangnya di hadapan Jokowi. Upaya itu dilakukan karena PSI percaya, trah Jokowi bisa mendongkrak elektabilitas di Pemilu 2024.
”Saya pernah menyampaikan pada teman-teman waktu itu. Kalau kalian enggak dapat anaknya pak Jokowi, atau menantunya pak Jokowi, atau pak Jokowi sendiri itu tahun 2023, (maka) 2024 partai kita akan turun perolehan suaranya,” kata Jeffrie seperti dikutip dari Youtube MerdekaDotCom Senin, (21/7).
Ia menyebut, ketika partai didirikan, lalu suaranya menurun dari pemilihan sebelumnya, maka publik atau masyarakat tak menaruh kepercayaan pada partai itu.
Pada 2023 lalu, elektabilitas PSI di bawah 0,5 persen. Angka itu bahkan lebih rendah kala Grace Natalis memimpin PSI pada Pemilu 2019, yakni 1,89 persen.
Bahkan, Jeffrie sempat mengultimatum para petinggi PSI akan menutup partainya mana kala, Jokowi maupun keluarga Jokowi tak bergabung.
”Jadi (saya bilang) Raja Juli Antoni, Grace, Saeful, Endang kalau kalian enggak dapat sedikitpun darahnya keluarga pak Jokowi atau pak Jokowi sendiri (maka) kita tutup partai ini. Saya berikan waktu selambat-lambatnya tahun 2023 ini,” kata Jeffrie.
Murianews, Solo – Kisah Kaesang Pangarep menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (Ketum PSI) lewat jalur kilat akhirnya terungkap. Jeffrie Geovanie, pendiri PSI blak-blakan mengungkapkannya.
Dalam Kongres PSI di Gedung Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025) lalu, Jeffri mengakui pernah menyuruh para petinggi PSI untuk melakukan segala cara membujuk keluargaPresiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) gabung PSI pada 2023 lalu.
Bahkan, ia mengakui menyuruh Grace Natalie untuk menangis sekencang-kencangnya di hadapan Jokowi. Upaya itu dilakukan karena PSI percaya, trah Jokowi bisa mendongkrak elektabilitas di Pemilu 2024.
”Saya pernah menyampaikan pada teman-teman waktu itu. Kalau kalian enggak dapat anaknya pak Jokowi, atau menantunya pak Jokowi, atau pak Jokowi sendiri itu tahun 2023, (maka) 2024 partai kita akan turun perolehan suaranya,” kata Jeffrie seperti dikutip dari Youtube MerdekaDotCom Senin, (21/7).
Ia menyebut, ketika partai didirikan, lalu suaranya menurun dari pemilihan sebelumnya, maka publik atau masyarakat tak menaruh kepercayaan pada partai itu.
Pada 2023 lalu, elektabilitas PSI di bawah 0,5 persen. Angka itu bahkan lebih rendah kala Grace Natalis memimpin PSI pada Pemilu 2019, yakni 1,89 persen.
Bahkan, Jeffrie sempat mengultimatum para petinggi PSI akan menutup partainya mana kala, Jokowi maupun keluarga Jokowi tak bergabung.
”Jadi (saya bilang) Raja Juli Antoni, Grace, Saeful, Endang kalau kalian enggak dapat sedikitpun darahnya keluarga pak Jokowi atau pak Jokowi sendiri (maka) kita tutup partai ini. Saya berikan waktu selambat-lambatnya tahun 2023 ini,” kata Jeffrie.
Grace Menangis...
Ia mengungkapkan, tak ada pilihan lain selain mengambil hati Jokowi atau keluarga Jokowi untuk bergabung dengan PSI.
”Jadi tidak ada pilihan ketika itu dengan cara apapun. Kalau perlu saya bilang pada Grace nangis sekencang-kencangnya saat ketemu pak Jokowi apalagi partai ini didirikan karena kecintaan kita kepada dia. Nangislah Grace,” ungkap Jeffrie.
Usaha PSI pun akhirnya membuahkan hasil Putra bungsu Jokowi akhirnya resmi menjadi anggota PSI pada Maret 2023 dan ditunjuk jadi Ketua Umum PSI pada September 2023.
"Untungnya berkat kegigihan Raja Juli Antoni, Grace, Saeful, Endang, Isyana Bagus Oka. (akhirnya) kasihan juga pak Jokowi pada kita. Walaupun akhirnya kita mengalami penderitaan cukup panjang," tambahnya.
Kini, Kaesang kembali memimpin PSI setelah memenangkan Kongres PSI di Solo. Ia akan memimpin PSI untuk periode 2025-2030.