Erupsi pertama terjadi pukul 05.17 WIB. Saat itu visual letusan tak teramati namun terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm berdurasi 148 detik.
Kemudian, pada pukul 06.31 WIB, visual letusan tak teramati. Pada letusan ketiga, pukul 07.30 WIB tinggi kolom letusan baru teramati sekitar 1 km di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Letusan keempat terjadi 14 menit kemudian atau pada pukul 07.44 WIB. Saat itu, kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
”Erupsi kelima terjadi pukul 10.03 WIB dengan visual letusan tidak teramati dan saat laporan dibuat, erupsi masih berlangsung,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/8/2025).
Saat ini, Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II. Sejumlah rekomendasi diberikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Rekomendasi itu meliputi, masyarakat dilarang beraktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Murianews, Lumajang – Gunung Semeru mengalami erupsi hingga lima kali, Selasa (12/8/2025) pagi ini. Tinggi kolom letusannya mencapai 1 km dari atas puncak.
Erupsi pertama terjadi pukul 05.17 WIB. Saat itu visual letusan tak teramati namun terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm berdurasi 148 detik.
Kemudian, pada pukul 06.31 WIB, visual letusan tak teramati. Pada letusan ketiga, pukul 07.30 WIB tinggi kolom letusan baru teramati sekitar 1 km di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Letusan keempat terjadi 14 menit kemudian atau pada pukul 07.44 WIB. Saat itu, kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
”Erupsi kelima terjadi pukul 10.03 WIB dengan visual letusan tidak teramati dan saat laporan dibuat, erupsi masih berlangsung,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/8/2025).
Saat ini, Gunung Semeru masih berstatus Waspada atau Level II. Sejumlah rekomendasi diberikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Rekomendasi itu meliputi, masyarakat dilarang beraktivitas apapun di sektor tenggara, sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Imbauan Selanjutnya...
Di luar jarak itu, masyarakat tidak boleh beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Semeru.
”Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujarnya.