Tim Si Djagung bertugas untuk menjaga kelestarian dua sektor tersebut. Biasanya, mereka membersihkan sampah yang berserakan di sungai hingga memperbaharui vegetasi dengan menanam pohon.
Kepala pelaksana harian (Kalahar) BPBD Kudus Mundir mengungkapkan, dengan dibentuknya tim ini diharapkan bisa muncul gerakan-gerakan lain yang serupa. Dengan begitu, kelestarian lingkungan pun bisa semakin terjaga.
”Langkah ini kami harapkan bisa menggerakkan jiwa sadar lingkungan para relawan lain dan juga masyarakat pada umumnya, menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” katanya Sabtu (17/6/2023).
Sejauh ini, sambung dia, Si Djagung sudah mulai berperan aktif di sektor pegunungan maupun tepian sungai. Mereka juga melakukan pemantauan sumber mata air untuk menjaga kualtasnya.
”Kegiatannya kami pastikan akan berkelanjutan, dengan begitu kami harapkan organisasi lainnya juga tergerak hingga manfaat yang dirasakan bisa semakin nyata,” ungkapnya.
Selain membentuk tim relawan peduli gunung dan sungai, mereke juga membentuk satuan tugas (satgas) siaga kekeringan untuk menyongsong musim kemarau tahun 2023.Adapun tugas mereka adalah memantau sekaligus mendata wilayah-wilayah mana yang berpotensi mengalami kekeringan. Untuk kemudian bisa diambil tindakan pencegahan serta penanggulangannya.Ini menjadi langkah tindak lanjut atas prediksi BMKG yang menyebut Kudus akan mengalami kekeringan hingga enam bulan ke depan.BPBD Kudus sendiri mencatat kekeringan paling parah dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 silam. Di mana saat itu ada delapan desa yang meminta suplay air bersih. Editor: Supriyadi
Murianews, Kudus – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membentuk sebuah kelompok relawan untuk menjaga kelestarian gunung dan sungai di Kota Kretek. Adapaun namanya adalah Tim Siaga Darurat Jaga Gunung Jaga Laut (Si Djagung Jali).
Tim Si Djagung bertugas untuk menjaga kelestarian dua sektor tersebut. Biasanya, mereka membersihkan sampah yang berserakan di sungai hingga memperbaharui vegetasi dengan menanam pohon.
Kepala pelaksana harian (Kalahar) BPBD Kudus Mundir mengungkapkan, dengan dibentuknya tim ini diharapkan bisa muncul gerakan-gerakan lain yang serupa. Dengan begitu, kelestarian lingkungan pun bisa semakin terjaga.
”Langkah ini kami harapkan bisa menggerakkan jiwa sadar lingkungan para relawan lain dan juga masyarakat pada umumnya, menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” katanya Sabtu (17/6/2023).
Baca: Bencana Kekeringan Mengancam, Ini Strategi yang Disiapkan BPBD Jepara
Sejauh ini, sambung dia, Si Djagung sudah mulai berperan aktif di sektor pegunungan maupun tepian sungai. Mereka juga melakukan pemantauan sumber mata air untuk menjaga kualtasnya.
”Kegiatannya kami pastikan akan berkelanjutan, dengan begitu kami harapkan organisasi lainnya juga tergerak hingga manfaat yang dirasakan bisa semakin nyata,” ungkapnya.
Selain membentuk tim relawan peduli gunung dan sungai, mereke juga membentuk satuan tugas (satgas) siaga kekeringan untuk menyongsong musim kemarau tahun 2023.
Adapun tugas mereka adalah memantau sekaligus mendata wilayah-wilayah mana yang berpotensi mengalami kekeringan. Untuk kemudian bisa diambil tindakan pencegahan serta penanggulangannya.
Ini menjadi langkah tindak lanjut atas prediksi BMKG yang menyebut Kudus akan mengalami kekeringan hingga enam bulan ke depan.
BPBD Kudus sendiri mencatat kekeringan paling parah dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 silam. Di mana saat itu ada delapan desa yang meminta suplay air bersih.
Editor: Supriyadi