Murianews, Kudus – Bencana kekeringan di Kudus, Jawa Tengah, kian meluas. Per Senin (4/9/2023) hari ini, sudah ada lima desa yang kini mengalami kekeringan akibat kemarau panjang. Dengan jumlah jiwa terdampak mencapai 1.592 jiwa.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, lima desa tersebut adalah Desa Setrokalangan, Desa Kedungdowo dan Desa Gamong di Kecamatan Kaliwungu. Sementara dua desa lainnya berada di Desa Gondoharum Kecamatan Jekulo dan Glagahwaru di Undaan.
Lebih rinci, untuk Desa Setrokalangan ada sebanyak260 jiwa yang kekurangan air bersih. Kemudian untuk Desa Kedungdowo ada sebanyak 270 jiwa, Desa Gamong ada sebanyak 280 jiwa dan Desa Gondoharum ada sebanyak 402 jiwa. Sementara untuk Desa Glagahwaru ada sebanyak 380 jiwa.
Kepala pelaksana harian BPBD Kudus Mundir mengatakan, saat ini BPBD telah menyalurkan air bersih sebanyak 70 ribu liter ke lima desa tersebut. Selain BPBD, instansi lain seperi PMI Kudus juga ikut menyalurkan air bersih yakni sebanyak 10 ribu liter.
”Dari pihak swasta juga mulai terlibat, kemarin ada dari UMK yang ikut menyalurkan air sebanyak 7 ribu liter,” ucapnya, Senin (4/9/2023) pagi.
Pihak BPBD Kudus, telah menyiapkan 200 tangki air bersih berkapasitas 5.000 liter untuk mengatasi kekeringan di Kudus. Stok air tersebut diharapkan bisa menanggulangi kekeringan yang akan menghadang Kudus.
”Kami upayakan semaksimal kamu untuk melakukan dropping, yang jelas saat ini stok air khusus untuk penanggulangan kekeringan ini masih sangat banyak,” tuturnya.
Dalam beberapa pekan ke depan, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk hemat dalam menggunakan air. Penggunaan air secara bijak akan sangat mempengaruhi ketersediaan air di alam.
”Sekalipun memakai PDAM dan Pamsimas, kami harapkan warga Kudus tetap bisa menggunakannya secara bijaksana dan seperlunya,” tandasnya.
Editor: Budi Santoso



