
Murianews, Kudus – Dinas Pertanian dan Pangan atau Dispertan Kudus, Jawa Tengah, mendata ada sebanyak 2.600-an hektare sawah di Kudus yang rawan kekeringan. Keseluruhannya merupakan sawah tadah hujan yang minim dukungan irigrasi.
Meski demikian, pihak dinas tetap mengupayakan tanam di luasan lahan tersebut dengan sejumlah cara. Seperti pendistribusian pompa air hingga pembuatan sumur dangkal di beberapa lokasi sawah tadah hujan.
”Kemarin kami baru saja mendistribusikan bantuan pompa ke puluhan poktan sawah tadah hujan dan kami saat ini berproses mendata pembuatan sumur dangkal karena mereka minim terairi irigrasi,” ucapnya baru-baru ini.
Untuk pompa air, Pemkab Kudus sebelumnya mengajukan bantuan alat ke Kementerian Pertanian guna meningkatkan produksi padi melalui gerakan pompanisasi lahan tadah hujan.
Dari pengajuan tersebut, akhirnya Kabupaten Kudus mendapatkan alokasi 47 unit mesin pompa dengan ukuran 3 inchi sebanyak tiga unit, 4 inchi sebanyak 24 unit, sedangkan ukuran 6 inchi dan 8 inchi masing-masing sebanyak 10 unit.
Sementara untuk ukuran 3-4 inchi diperuntukkan untuk mengairi lahan hingga luas 10 hektare, sedangkan ukuran 6-8 inchi untuk lahan seluas 20 hektare.
Melalui dua cara tersebut pihaknya pun berharap sawah-sawah tadah hujan ini bisa melakukan tanam dan panen di musim kemarau.