Kultur Gusjigang Diklaim Buat ASN Pemkab Kudus Ogah Judi Onlie
Anggara Jiwandhana
Kamis, 11 Juli 2024 13:45:00
Murianews, Kudus – Pemkab Kudus, Jawa Tengah, hingga saat ini belum menemukan adanya indikasi aparatur sipil negara atau ASN di bawah naungannya yang gemar bermain judi online. Bahkan, Pemkab pun mengklain jika para ASN ogah bermain itu karena kultur Gusjigang Kudus yang kental.
Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia Putut Winanro menuturkan, prinsip Gusjigang atau yang dikenal dengan Bagus Ngaji dan Dagang ini memang diterapkan cukup baik di kalangan ASN Kudus.
Sehingga diyakini, hal inilah yang kemudian membuat para ASN enggan bermain permainan haram tersebut.
”Saat ini belum ada laporan ataupun indikasi. Kalau ditanya kenapa mungkin karena Gusjigangnya diterapkan dengan sungguh-sungguh,” kata Putut, Kamis (11/7/2024).
Walau belum ditemukan adanya indikasi, pihaknya pun rutin melakukan pembinaan kepada ASN tiap sepekan sekali. Pembinaan juga berkaitan dengan peningkatan mutu dan kualitas layanan ke masyarakat.
”Sepekan sekali kami muter ke dinas-dinas, mengecek dan melakukan pembinaan berkala. Ini juga sebagai bentuk atau upaya pencegahan ASN doyan pinjol,” sambung dia.
Sanksi administratif hingga pidana pun siap diberikan pada ASN yang terlibat judi online. Apalagi sampai merugikan orang lain.
”Karena pemerintah melarang itu, maka tentu akan ada sanki yang disiapkan. Semuanya tertera di PP 94 tentang disiplin ASN,” ungkapnya.
Di Kudus sendiri, judi online berkontribusi cukup besar dalam penyebab perceraian keluarga. Panitera Muda Gugatan Pengadilan Agama Kabupaten Kudus Kholil menyebut, rata-rata terdapat sekitar 10 kasus cerai karena judi online.
Ia mengungkapkan, para istri geram karena suaminya kecanduan dan malas-malasan bekerja. Lebih parah lagi tak sedikit suami yang sampai nekat menjual barang berharga di rumah. Tak jarang pula yang sampai menimbun banyak utang.
Lebih parah lagi tak sedikit suami yang sampai nekat menjual barang berharga di rumah. Tak jarang pula yang sampai menimbun banyak utang.



