Kata Kadinas yang Dilantik di Bawah Rajah Kalacakra: Merinding!
Anggara Jiwandhana
Kamis, 3 Oktober 2024 15:40:00
Murianews, Kudus – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kudus, Jawa Tengah Famny Dwi Arfana menjadi satu dari tiga pejabat Pemkab Kudus yang baru saja dilantik di bawah Rajah Kalacakra Menara Kudus, pada Kamis (3/10/2024).
Dia mengatakan jika selama jalannya pelantikan, ada rasa gugup dan grogi yang hinggap. Namun lebih dari itu dia mengaku cukup bangga karena bisa dilantik di tempat yang sakral.
”Deg-degan, merinding juga karena memang kami dilantik di tempat yang sakral kan,” ucap Famny usai pelantikan.
Ia pun tidak mempermasalahkan adanya mitos Rajah Kalacakra yang diyakini berpengaruh pada pejabat. Dia meyakini, selama bekerja dengan niatan baik, maka hasilnya juga akan baik.
Famny pun kemudian siap untuk mengemban jabatannya yang baru sebagai Kepala Dinas PMD Kudus dan segera melakukan penyesuaian untuk program kerja yang sedang berjalan.
Rajah Kalacakra sendiri diyakini bekerja kepada para pejabat atau pemiliki kekuasan di mana bila melewati tajug atau pintu Menara ini, maka segala kekuasaannya akan hilang.
Pj Bupati Kudus HM Hasan Chabibie sendiri yang memimpin pelantikan ini. Sementara tiga kepala dinas yang baru dilantik adalah Andi Imam Santosa sebagai Kepala Dinas Perdagangan Kudus, Famny Dwi Arfana sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Kemudian satu kepala dinas yang dilantik ialah Sulistyowati sebagai Kepala Bappeda Kudus.
”Iya itu memang di bawahnya, semua pejabat yang dilantik dan para pejabat Pemkab Kudus yang tadi berikrar itu ya persis di bawah Gerbang Kalacakra,” kata Bagian Penelitian dan Pengembangan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Abdul Jalil.
Dia mengungkapkan, seharusnya para pejabat tidak perlu takut untuk dilantik atau berikrar di bawah gerbang Rajah Kalacakra. Kalau takut, maka pejabat itu perlu dipertanyakan keadaannya.
”Gampangnya memahami seperti ini, kalau orang solat selama dia tidak kentut kan ya sah-sah saja solatnya. Kecuali kok tetiba dia berhenti salat, maka siapa tahu dia sedang kentut,” tuturnya.
Dia pun menyebutkan jika secara alami, setiap orang yang memegang jabatan pasti memegang sebuah Amanah.
”Kalau ada penyimpangan terhadap Amanah itu, ya tentu ada sesuatu yang harus dibayar. Setiapkata yang diucap dan ditulis ada resiko dunia akhirat,” ungkapnya.



