”Perusahaan kretek di Kudus, menurut catatan sejarah, selalu berperan dalam kepentingan untuk bangsa dan negara pada masa pra-kemerdekaan maupun awal-awal NKRI,” tutur Mutrikah.
Sementara Pasar Raya Kretek yang menyediakan 20 stand/booth, akan diikuti lebih dari 20 pelaku ekraf dan pariwisata.
Belum termasuk pelaku UMKM, yang dikelompokkan diluar 20 stand tersebut. Pameran bersama itu dilakukan, karena kegiatan di Museum Kretek dipandang merupakan agenda yang strategis untuk promosi wisata.
Murianews, Kudus – Pameran Temporer bertajuk Kretek Dalam Peta Kebangsaan akan hadir di Museum Kretek Kudus, Jawa Tengah mulai 25 hingga 27 Oktober 2024 mendatang.
Benda-benda kuno saksi bisu berkembangnya kretek di Kudus pun akan dipajang dan dipamerkan dalam agenda ini. Sederet perusahaan rokok besar seperti Djarum dan Nojorono pun dipastikan andil dalam agenda kali ini.
Tak hanya pameran, acara ini juga aakan dimeriahkan oleh Sarasehan Kretek dan Pasar Raya Kretek yang berisi wisata edukasi, ekspo ekraf, UMKM, pentas seni, demo melinting kretek, lomba seni pelajar dan fashion show.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Kudus Mutrikah menyampaikan, acara ini disambut antusias oleh para pegiat kretek di Kudus.
Bahkan para keluarga kretek atau keluarga mantan pemilik perusahaan rokok yang telah lama tutup juga akan bergabung dalam pameran ini. Para keluarga akan memaerkan barang-barang bersejarah dari pabrik rokok mereka.
”Yang dari luar perusahaan rokok juga ada, karena Museum Jenang Kudus juga berpartisipasi dengan koleksi yang mengisahkan awal industrialisasi kretek. Mereka nanti memamerkan koleksi dari pabrik kretek lawas, termasuk Kretek Tjap Saboek,” ucap Tika Rabu (23/10/2024).
Sementara untuk agenda sarasehan “Kretek dalam Peta Kebangsaan” menurut rencana menampilkan empat narasumber, yakni Pj Bupati Kudus HM Hasan Chabibie, Ketua PPRK Agus Sarjono, Sejarawan Edy Supratno, serta perwakilan dari keluarga kretek Tjap Saboek Aifons R Alexandri.
”Perusahaan kretek di Kudus, menurut catatan sejarah, selalu berperan dalam kepentingan untuk bangsa dan negara pada masa pra-kemerdekaan maupun awal-awal NKRI,” tutur Mutrikah.
Sementara Pasar Raya Kretek yang menyediakan 20 stand/booth, akan diikuti lebih dari 20 pelaku ekraf dan pariwisata.
Belum termasuk pelaku UMKM, yang dikelompokkan diluar 20 stand tersebut. Pameran bersama itu dilakukan, karena kegiatan di Museum Kretek dipandang merupakan agenda yang strategis untuk promosi wisata.