Hanya saja, sambungnya, pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing desa.
Semisal desa tersebut merupakan desa rawan banjir, maka jangan membeli bibit ikan karena rawan hanyut terbawa banjir.
”Yang lebih penting ketahanan pangan juga memperhatikan kearifan lokal dan kondisi, serta potensi ekonomi di masing-masing desa,” ujarnya.
Salah satu upaya yang bisa dioptimalkan yakni bagaimana masyarakt memaksimalkan potensi lahan di pekarangan dan menciptakan sistem pertanian modern.
Masan menyebut ada banyak petani milenial di Kudus yang berhasil menciptakan sistem pertanian modern.
”Bisa belajar dari situ dan ditularkan ke seluruh wilayah pedesaan, ketika ada intervensi alokasi anggaran yang dikoordinir dapat terlaksana dengan baik tentu,” ungkapnya.
Sementara Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic menyampaikan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dalam mendukung Asta Cita ketahanan pangan.
”Sesuai amanat dari Polri, Indonesia harus menjadi swasembada pangan dalam waktu secepatnya, maka harus turun ke daerah,” ujar Ronni Bonic.
Progamnya akan berbentuk pertanian pekarangan bergizi dan akan menyasar 132 titik di desa dan kelurahan di Kabupaten Kudus.
”Ada sekitar 2,2 hektar di Desa Margorejo yang berisi potensi perikanan, sayuran, buah-buahan dan pertanian, kami harap secara masif bisa bergerak untuk ketahanan pangan,” lanjutnya. (nad)
Murianews, Kudus – Ketua DPRD Kudus, Jawa Tengah, H Masan, SE. MM. memastikan akan mendukung penuh pelaksanaan swasembada pangan di Kabupaten Kudus. Ini juga sebagai langkah meneruskan program pemerintah pusat di daerah.
Baik dari segi penganggaran maupun pengimplementasian, H Masan mengatakan DPRD Kudus siap untuk mengawal jalannya pelaksanaan swasembada pangan ini dengan baik.
Karena pada akhirnya memang program ini bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah.
Hal tersebut diungkapkan H. Masan saat menghadiri kegiatan peluncuran Gugus Tugas Polri di Dukuh Pelang Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Rabu (20/11/2024) kemarin.
Hadir pada kegiatan ini Kapolres Kudus AKBP Ronnie Bonic, Damdik Kudus Letkol Inf Hermawan Setya Budi, Kajari Kudus Henriyadi W Putro, dan Ketua PN Kudus Cut Carnelia, perangkat desa setempat dan kelompok tani.
H Masan melanjutkan, sebagai upaya meningkatkan swasembada pangan secara nasional, perlu ada dukungan penuh dari seluruh elemen yang ada di daerah, tak terkecuali di Kabupaten Kudus.
”Swasembada pangan juga akan mendukung program makan bergizi gratis, pastinya kami support dari segi anggaran melalui APBD,” ujar Masan.
Selain support dari APBD, H. Masan jug meminta anggaran dana desa yang telah dikucurkan sebagiannya digunakan untuk mendukung pelaksanaan ini.
”Salah satu implementasi riilnya adalah bagiamana anggaran dana desa juga ikut berkontribusi pada pelaksanaan program ketahanan pangan. Perlu ada alokasi pos anggaran di dana desa yang dialokasikan untuk mendukung ketahanan pangan. Maka harus dikawal sejak awal,” kata H Masan.
Hanya saja, sambungnya, pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing desa.
Semisal desa tersebut merupakan desa rawan banjir, maka jangan membeli bibit ikan karena rawan hanyut terbawa banjir.
”Yang lebih penting ketahanan pangan juga memperhatikan kearifan lokal dan kondisi, serta potensi ekonomi di masing-masing desa,” ujarnya.
Salah satu upaya yang bisa dioptimalkan yakni bagaimana masyarakt memaksimalkan potensi lahan di pekarangan dan menciptakan sistem pertanian modern.
Masan menyebut ada banyak petani milenial di Kudus yang berhasil menciptakan sistem pertanian modern.
”Bisa belajar dari situ dan ditularkan ke seluruh wilayah pedesaan, ketika ada intervensi alokasi anggaran yang dikoordinir dapat terlaksana dengan baik tentu,” ungkapnya.
Sementara Kapolres Kudus AKBP Ronni Bonic menyampaikan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dalam mendukung Asta Cita ketahanan pangan.
”Sesuai amanat dari Polri, Indonesia harus menjadi swasembada pangan dalam waktu secepatnya, maka harus turun ke daerah,” ujar Ronni Bonic.
Progamnya akan berbentuk pertanian pekarangan bergizi dan akan menyasar 132 titik di desa dan kelurahan di Kabupaten Kudus.
”Ada sekitar 2,2 hektar di Desa Margorejo yang berisi potensi perikanan, sayuran, buah-buahan dan pertanian, kami harap secara masif bisa bergerak untuk ketahanan pangan,” lanjutnya. (nad)