Pimpinan bus PO Haryanto yang sekaligus Pembina DPC Gerindra Kudus H Haryanto mengkomandoi para kader berlambang kepala burung Garuda itu untuk membelot dari partai di Pilkada Kudus 2024 dan mendukung pasangan Samani-Bellinda.
Gerindra saat itu memang menjatuhkan rekomendasinya kepada mantan Bupati Kudus HM Hartopo dan adik dari Nusron Wahid, Mawahib untuk berkompetisi di Pilkada Kudus 2024. Namun, hal tersebut dinilai Haryanto bukanlah pilihan terbaik untuk Kudus.
Karena itulah ia kemudian mengumpulkan semua kader yang merupakan mesin-mesin partai di garasi busnya, Rabu (14/8/2024) lalu. Ia kemudian mendeklarasikan diri dan mengajak para mesin partai itu mendukung Samani Intakoris untuk menjadi Bupati Kudus.
Kabar mengejutkan lainnya adalah ketika pasangan Samani Intakoris dan Bellinda Birton akhirnya memiliki status sebagai kader partai. Keduanya memang berangkat sebagai pasangan non-partai.
Namun ketika masuk penjaringan di banyak parpol, Samani dan Bellinda akhirnya memiliki warna di bajunya. Samani mendapat mandat sebagai kader dari Partai Kebangkitan Bangsa alias PKB.
Sedang Bellinda mendapat mandat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDI-P. Dua partai ini merupakan penguasa di Pileg 2024 bulan Februari lalu. PDI-P nomor satu dan PKB nomor dua.
Dua partai tersebut pun sepakat berkoalisi dengan lima partai parlemen lainnya. Seperti Hanura, PAN, PKS, NasDem dan partai keramat PPP.
Murianews, Kudus – Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024 memang telah selesai. Namun hiruk-pikuknya masih terasa hingga saat ini.
Banyak kejutan-kejutan yang masih belum bisa dicerna dengan akal pikiran, namun nyatanya menjadi kenyataan. Pilkada tahun ini memang bisa dibilang menjadi pemilihan kepala daerah yang cukup menyibukkan banyak pihak.
Lantas apa saja hal-hal yang mengejutkan selama gelaran Pilkada Kudus 2024? Berikut adalah rangkumannya.
Hartopo dan Bellinda Ber-KTA Gerindra
Calon Bupati Kudus nomor urut 02 Hartopo tiba-tiba memiliki Kartu Tanda Anggota atau KTA Partai Gerindra menjelang pendaftarannya di Pilkada Kudus 2024.
Ini tentu menjadi kejutan karena diketahui Hartopo mati-matian memulihkan statusnya sebagai kader PDI Perjuangan. Ia pun juga mengklarifikasi kepada media jika jiwa PDI Perjuangan selalu ada dalam dirinya.
Memang bukan hanya Hartopo saja yang tetiba ber-KTA Gerindra, namun juga ada Bellinda Birton atau yang saat ini merupakan Cawabup Kudus terpilih di Pilkada Kudus 2024.
Keduanya memiliki KTA yang bertandatangan langsung oleh KTA ini, telah ditandatangani oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Sekjen Ahmad Muzani.
DPC Gerindra Kudus pun memastikan pembuatan KTA tersebut tidak melalui tingkat DPC. Pasalnya pembuatan KTA bisa dilakukan secara online dan langsung ke DPP.
Meski begitu, DPC Gerindra akhirnya hanya mengakui KTA milik Hartopo karena ternyata, mereka mengusung tokoh tersebut sebagai Cabup di Pilkada Kudus 2024.
Haryanto Komandoi Kader Gerindra Membelot
Haryanto Komandoi Kader Gerindra Membelot
Pimpinan bus PO Haryanto yang sekaligus Pembina DPC Gerindra Kudus H Haryanto mengkomandoi para kader berlambang kepala burung Garuda itu untuk membelot dari partai di Pilkada Kudus 2024 dan mendukung pasangan Samani-Bellinda.
Gerindra saat itu memang menjatuhkan rekomendasinya kepada mantan Bupati Kudus HM Hartopo dan adik dari Nusron Wahid, Mawahib untuk berkompetisi di Pilkada Kudus 2024. Namun, hal tersebut dinilai Haryanto bukanlah pilihan terbaik untuk Kudus.
Karena itulah ia kemudian mengumpulkan semua kader yang merupakan mesin-mesin partai di garasi busnya, Rabu (14/8/2024) lalu. Ia kemudian mendeklarasikan diri dan mengajak para mesin partai itu mendukung Samani Intakoris untuk menjadi Bupati Kudus.
Samani Diseragami PKB dan Bellinda Merapat ke PDI Perjuangan
Kabar mengejutkan lainnya adalah ketika pasangan Samani Intakoris dan Bellinda Birton akhirnya memiliki status sebagai kader partai. Keduanya memang berangkat sebagai pasangan non-partai.
Namun ketika masuk penjaringan di banyak parpol, Samani dan Bellinda akhirnya memiliki warna di bajunya. Samani mendapat mandat sebagai kader dari Partai Kebangkitan Bangsa alias PKB.
Sedang Bellinda mendapat mandat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDI-P. Dua partai ini merupakan penguasa di Pileg 2024 bulan Februari lalu. PDI-P nomor satu dan PKB nomor dua.
Dua partai tersebut pun sepakat berkoalisi dengan lima partai parlemen lainnya. Seperti Hanura, PAN, PKS, NasDem dan partai keramat PPP.
PPP Bentuk Poros Baru di Pati
DPC PPP Pati tergolong nekat lantaran membuat poros baru di Pilkada Pati 2024. Pada akhirnya DPP PPP Pati berhasil mengusung bakal pasangan calon (paslon) Bupati Pati dan Wakil Bupati Pati.
Hanya bermodalkan enam kursi, DPC PPP Pati menggandeng PAN Pati untuk mengusung bakal paslon Budiyono dan Novi Eka Yulianto (Budiyono-Novi).
Dukungan dua parpol tersebut cukup bagi Mantan Wakil Bupati dan Kepala Desa Jakenan itu untuk mendaftarkan diri di detik-detik akhir pada Kamis (29/8/2024) sekitar pukul 22.00 WIB.
Tentunya dukungan Parpol paslon tersebut kalah dengan bakal paslon lainnya pada waktu itu. Seperti Sudewo-Risma Adhi Chandra (Sudewo-Chandra) sendiri mendapatkan dukungan delapan partai.
Sedangkan Wahyu Indriyanto-Suharyono (Wahyu-Suharyono) diusung tiga partai besar di Kabupaten Pati.
Hasilnya pun tidak mengagetkan. Budiyono-Novi kalah di semua kecamatan. Paslon ini hanya mendapatkan total suara 28.946 atau 3,69 persen suara di 21 kecamatan.
Bambang Pujiyanto Diselamatkan Putusan MK
Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan mengenai ambang batas syarat pencalonan kepala daerah. Sejumlah parpol di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pun akhirnya mengusung calon sendiri.
Bambang Pujiyanto adalah salah satu yang diuntungkan dalam perkara ini. Ia akhirnya bisa diusung oleh satu partai parlemen, PKB dan delapan partai nonparelem, PAN, PBB, Partai Ummat, Partai Buruh, Gelora, Garuda, PKN, dan Perindo.
Editor: Supriyadi