Andini sendiri mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu pemerintah daerah menurunkan angka stunting di Kudus.
Kesuksesan Kudus dalam menekan angka stunting tak lepas dari intervensi semua pihak yang terlibat. Mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan bahkan swasta yang ikut berperan.
Kudus, sambung Andini, memang melakukan dua intervensi untuk menurunkan angka stunting. Yakni intervensi spesifik yang ditujukan langsung kepada sang balita dan juga intervensi sensitif yang didukung penuh oleh swasta.
”Kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah ikut mengintervensi pada stunting, hasil ini merupakan upaya bersama kami untuk membuat generasi di Kudus lebih baik lagi,” pungkasnya.
Sementara untuk pencegahan penambahan kasus pada obesitas anak, akan dilakukan berbagai cara. Salah satunya dengan cara mengedukasi anak maupun orang tua.
”Kami sudah menyiapkan program gerakan aksi bergizi di sekolah. Kami sosialisasikan memang anak ini butuh protein namun tidak lupa makan sayuran dan juga minum air putih,” sambungnya.
Murianews, Kudus – Angka stunting di Kudus, Jawa Tengah, turun drastis sepanjang 2024. Namun kondisi ini dibarengi dengan naiknya angka atau kasus obestias pada anak.
Angka stunting di Kudus sepanjang 2024 berdasarkan penghitungan survei status gizi Indonesia atau SSGI adalah sebesar 3,77 persen. Turunnya sangat jauh dari tahun 2023 yang sebesar 15,7 persen.
Sedang angka obesitas anak di Kudus naik menjadi 7,98 persen dari yang semula hanya sekitar 5 persenan.
Dinas Kesehatan Kabupaten atau DKK Kudus sendiri menyebut fenomena ini tidak berkaitan satu sama lain. Hanya memang, akar permasalahannya sama. Yakni pola asuh orang tua dan juga pola makan anak.
”Jelas beda dan tidak ada pengaruhnya. Angka stunting turun drastis berkait intervensi banyak pihak termasuk swasta-swasta di Kudus,” ucap Kepala DKK Kudus dr Andini Aridewi pada Murianews, Rabu (12/2/2025).
Sedang angka obesitas sambung Andini, lebih kepada kurangnya edukasi tentang pola asuh anak dan juga pola makan si anak.
”Ini juga menjadi perhatian kami ke depan, karena obesitas ini kan juga berpotensi menimbulkan penyakit-penyakit kronis yang tidak menular,” tambahnya.
Intervensi yang berhasil...
Andini sendiri mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu pemerintah daerah menurunkan angka stunting di Kudus.
Kesuksesan Kudus dalam menekan angka stunting tak lepas dari intervensi semua pihak yang terlibat. Mulai dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan bahkan swasta yang ikut berperan.
Kudus, sambung Andini, memang melakukan dua intervensi untuk menurunkan angka stunting. Yakni intervensi spesifik yang ditujukan langsung kepada sang balita dan juga intervensi sensitif yang didukung penuh oleh swasta.
”Kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah ikut mengintervensi pada stunting, hasil ini merupakan upaya bersama kami untuk membuat generasi di Kudus lebih baik lagi,” pungkasnya.
Sementara untuk pencegahan penambahan kasus pada obesitas anak, akan dilakukan berbagai cara. Salah satunya dengan cara mengedukasi anak maupun orang tua.
”Kami sudah menyiapkan program gerakan aksi bergizi di sekolah. Kami sosialisasikan memang anak ini butuh protein namun tidak lupa makan sayuran dan juga minum air putih,” sambungnya.
Pola yang tepat...
Sedang untuk para orang tua diajarkan bagaimana melewati tahapan perkembangan anak dengan pola yang tepat.
”Juga termasuk memberikan edukasi memilah makanan yang sehat bagi anak,” ungkapnya.