Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes Murti Utami mengungkapkan, tren kasus Covid-19 di Indonesia sejatinya menunjukkan tren yang menurun.
Dari yang terdeteksi positif 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi hanya 3 kasus pada minggu ke-20 atau positivity rate-nya sebesar 0,59 persen. Varian Covid-19 yang dominan beredar adalah MB.1.1.
Sementara secara keseluruhan, kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 153 konfirmasi kasus sepanjang 2025 dengan nol kematian.
Keluarnya SE waspada penularan Covid-19 sendiri merupakan respon pemerintah atas mulai naiknya kasus Covid-19 di sejumlah negara di Asia.
Seperti Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura. Varian Covid-19 yang dominan di wilayah-wilayah itu adalah XEC dan JN.1.
Murianews, Jakarta – Kementerian Kesehatan atau Kemenkes baru saja mengeluarkan surat edaran atau SE peningkatan kewaspadaan penyebaran Covid-19. Hal ini tentu membuat orang bertanya bagaimana kasus Covid-19 di Indonesia?
Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes Murti Utami mengungkapkan, tren kasus Covid-19 di Indonesia sejatinya menunjukkan tren yang menurun.
Dari yang terdeteksi positif 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi hanya 3 kasus pada minggu ke-20 atau positivity rate-nya sebesar 0,59 persen. Varian Covid-19 yang dominan beredar adalah MB.1.1.
Sementara secara keseluruhan, kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 153 konfirmasi kasus sepanjang 2025 dengan nol kematian.
Keluarnya SE waspada penularan Covid-19 sendiri merupakan respon pemerintah atas mulai naiknya kasus Covid-19 di sejumlah negara di Asia.
Hingga pekan ke-12 ini kondisi penyebaran Covid-19 kembali menunjukkan peningkatan di beberapa negara di Asia.
Seperti Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura. Varian Covid-19 yang dominan di wilayah-wilayah itu adalah XEC dan JN.1.
Varian lainnya...
Ada juga varian Covid-19 LF.7 dan NB.1.8 atau turunan JN.1 yang ditemukan di Singapura. Kemudian di Malaysia ditemukan varian XEC (turunan JN.1).
”Meski demikian transmisi penularannya masih relatif rendah, dan angka kematiannya juga rendah,” ujar Murti.
Meski begitu, para pemangku kepentingan diminta untuk mulai meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau dan memverifikasi tren kasus ILI/SARI/Pneumonia/Covid-19 melalui pelaporan rutin Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).
Promosi gaya hidup sehat dan kewaspadaan Covid-19 juga harus mulai digencarkan kembali. Di antaranya adalah menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.
”Menggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunan. Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernafasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko,” pungkasnya.