”Tidak ada sangkut pautnya dengan itu (logo halal dengan fatwa MUI soal sound horeg haram),” tegas Hendri.
Dia menjelaskan dirinya tidak pernah merekomendasikan operator sound horegnya untuk menampilkan logo halal. Ia menambahkan jika sebagian besar operator yang bekerja dengannya adalah freelancer, sehingga inisiatif tampilan logo bisa saja datang dari pihak lain.
”Terkait muncul ide itu (menampilkan logo halal) itu saya tidak ada rekomendasi kepada operator karena mereka rata-rata freelance. Kami tidak pernah mengusik pihak manapun dan terkait logo-logo seperti itu tidak ada sangkut pautnya dengan sound,” imbuhnya.
Murianews, Pasuruhan – Sebuah video yang menampilkan sound horeg berukuran besar dengan layar LED menampilkan logo halal mendadak viral di media sosial.
Video yang diketahui diambil di Tambakwatu, Pasuruan, ini memicu perdebatan dan spekulasi di kalangan warganet. Banyak dari netizen menganggap itu sebagai bentuk sindiran terhadap fatwa haram sound horeg yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur.
Dalam cuplikan video tersebut, terlihat jelas sound horeg raksasa yang dilengkapi lima layar LED menayangkan logo halal.
Sejumlah warga dengan kaus putih terlihat berjoget mengikuti alunan musik di depan sound system tersebut.
Kejadian ini sontak menjadi perbincangan hangat, mengingat fatwa MUI Jatim yang mengharamkan sound horeg dengan syarat dan kondisi tertentu, khususnya jika menimbulkan gangguan atau syiar kemaksiatan.
Dilansir dari detikcom, video sound horeg halal itu direkam saat acara karnaval di Tambakwatu, Purwodadi, Pasuruan, pada Sabtu (12/7/2025). Masyarakat setempat diketahui mengumpulkan iuran untuk menyewa jasa sound horeg dari H PRO Audio Malang.
Saat dikonfirmasi pemilik H PRO Audio Official, Hendri membenarkan jika sound system yang viral tersebut adalah miliknya. Namun, ia membantah keras bahwa ide menampilkan logo halal berasal dari pihak penyedia jasa sound system.
Bantah...
”Tidak ada sangkut pautnya dengan itu (logo halal dengan fatwa MUI soal sound horeg haram),” tegas Hendri.
Dia menjelaskan dirinya tidak pernah merekomendasikan operator sound horegnya untuk menampilkan logo halal. Ia menambahkan jika sebagian besar operator yang bekerja dengannya adalah freelancer, sehingga inisiatif tampilan logo bisa saja datang dari pihak lain.
”Terkait muncul ide itu (menampilkan logo halal) itu saya tidak ada rekomendasi kepada operator karena mereka rata-rata freelance. Kami tidak pernah mengusik pihak manapun dan terkait logo-logo seperti itu tidak ada sangkut pautnya dengan sound,” imbuhnya.
Ia menduga, logo yang ditampilkan pada layar LED sound horeg biasanya berasal dari permintaan penyewa, yang langsung disampaikan kepada operator yang bertugas di lapangan. Oleh karena itu, Hendri mengaku tidak mengetahui alasan pasti mengapa logo halal itu dipasang.