Jumat, 18 April 2025

Murianews, Yogyakarta – Sebanyak 7 orang pelajar SMA (Sekolah Mennengah Atas) di Kota Yogyakarta diamankan polisi. Mereka diduga melakukan provokasi terhadap siswa di sekolah lain saat kelulusan sekolah.

Ke-7 orang pelajar ini sebelumnya diduga melakukan provokasi dengan tindakan anarkis saat konvoi kelulusan sekolah, Senin (13/5/2024). Peristiwa ini nyaris menimbulkan aksi tawuran antar siswa sekolah jika terlambat diredam Polisi,

Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol. Aditya Surya Dharma, menjelaskan, para pelajar ini diketahui melaukan aksi provokasi dengan melempar petasan dan batu. Aksi itu dilakukan pada salah satu sekolah lain di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta.

"Melakukan aksi provokasi dengan goyang-goyang pagar sekolah, melempar petasan dan sejumlah batu," kata Aditya Surya Dharma, dikutip dari Antara, Selasas (14/5/2024).

Pihak Polisi mengetahui kejadian ini, setelah pihak petugas keamanan di sekolah yang diprovokasi melaporkannya. Para petugas polisi selanjutnya mendatangi lokasi dan membubarkan aksi tersebut.

"Kami bubarkan walaupun tadi ada satu orang yang konvoi sempat viral karena jatuh ke sungai. Kami antarkan interogasi, dia ada yang dorong dari warga kemudian dia bersembunyi di bawah, tetapi tidak ada patah tulang atau apa," tambah Kapolresta Yogyakarta.

Aditya memastikan aksi provokasi tersebut belum sampai memicu tawuran atau aksi balasan dari pelajar lain. Sebab para petugasnya sudah bisa meredam aksi yang dilakukan.

"Belum sempat terjadi tawuran sudah bisa kami netralisasi. Kami lakukan pengamanan dan kami bubarkan. Beberapa tadi kami amankan," ujar dia.

Dari tujuh pelajar yang diperiksa di Mapolresta Yogyakarta, polisi mengamankan lima unit sepeda motor. Kemudian lima selongsong bekas petasan, sebuah gear bekas, tongkat pemukul, cat semprot, hingga obat berbahaya jenis pil "yarindo".

Polresta Yogyakarta, selanjutnya akan memanggil pihak sekolah serta orang tua dari masing-masing pelajar. Seluruh sekolah di Kota Yogyakarta diminta menjaga siswanya masing-masing agar tidak terlibat aksi yang dapat memicu kericuhan pada masa perayaan kelulusan.

"Kami juga adakan patroli siber maupun secara terbuka untuk mengantisipasi aksi tandingan dari sekolah-sekolah lain," tutur Aditya.

 

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler