Kamis, 20 November 2025

Selama interogasi awal, Yoon Suk Yeol dilaporkan diam dan menolak menjawab pertanyaan apa pun. Pihak penyidik sebelumnya telah menyiapkan daftar pertanyaan setebal 200 halaman yang berfokus pada situasi darurat militer, pengerahan pasukan ke Majelis Nasional, dan pidato publik pada 3 Desember.

Namun, penolakan Yoon Suk Yeol untuk menjawab atau menandatangani transkrip interogasi menimbulkan tantangan besar bagi proses hukum. Tanpa tanda tangannya, dokumen tersebut tidak dapat dijadikan bukti di pengadilan.

Saat ini, Yoon Suk Yeol ditahan di Pusat Penahanan Seoul di Gwacheon, Provinsi Gyeonggi. Selnya dilengkapi fasilitas dasar seperti tempat tidur, televisi, dan pemanas lantai.

Pada Rabu (15/1/2025), Yoon Suk Yeol menyaakan, kerja samanya dengan penyidik bertujuan untuk mencegah "pertumpahan darah”. Namun demikian dirinya tetap menolak mengakui legalitas penyelidikan terhadapnya.

Sementara itu, pejabat CIO dilaporkan sedang mempersiapkan surat perintah baru untuk memperpanjang masa penahanan Yoon Suk Yeol yang awalnya hanya 48 jam. Proses hukum terhadapnya menjadi perhatian internasional, dengan banyak pihak mempertanyakan bagaimana kasus ini akan memengaruhi stabilitas politik Korea Selatan.

Penahanan Yoon Suk Yeol telah menjadi isu sensitif yang membelah opini publik di Korea Selatan. Para pendukungnya menganggap penangkapan ini sebagai tindakan politis. Sementara penetangnya menyebut ini sebagai langkah penting untuk menegakkan supremasi hukum.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler