Peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang yang diakibatkan karena munculnya Siklon Tropis Taliah disebutkan BMKG berpotensi terjadi di beberapa perairan Indonesia. Kondisi ini dapat berdampak pada aktivitas maritim selama beberapa hari ke depan.
Berdasarkan analisis meteorologi yang dilakukan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan antara 6 hingga 30 knot.
Sementara itu, di bagian selatan, angin bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan serupa, berkisar antara 8 hingga 30 knot. Kecepatan angin tertinggi terdeteksi di Laut Natuna Utara serta di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTT.
Dari analisa tersebut BMKG memperirakan akan ada peningkatan gelombang laut dalam tiga tingkatan. Masing-masing gelombang sedang, tinggi dan Sangat tinggi.
Murianews, Kudus – Angin Siklon Tropis Taliah yang berpusat di koordinat 94.1 BT 15.5 LS, tepatnya di Samudra Hindia Barat Daya Banten, diperkiraka memicu gelombang tinggi. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan mengenai hal ini, Senin (10/2/2025).
Peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang yang diakibatkan karena munculnya Siklon Tropis Taliah disebutkan BMKG berpotensi terjadi di beberapa perairan Indonesia. Kondisi ini dapat berdampak pada aktivitas maritim selama beberapa hari ke depan.
Berdasarkan analisis meteorologi yang dilakukan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan antara 6 hingga 30 knot.
Sementara itu, di bagian selatan, angin bergerak dari Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan serupa, berkisar antara 8 hingga 30 knot. Kecepatan angin tertinggi terdeteksi di Laut Natuna Utara serta di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTT.
Dari analisa tersebut BMKG memperirakan akan ada peningkatan gelombang laut dalam tiga tingkatan. Masing-masing gelombang sedang, tinggi dan Sangat tinggi.
Wilayah Laut yang...
Sesuai informasi yang dilansir dari situs resmi BMKG, berikut wilayah laut yang akan mengalami kemungkinan peningkatan gelombang tinggi:
1. Gelombang Sedang (1.25 - 2.50 meter)
Gelombang sedang diperkiraka bisa terjadi di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Sumatra, Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores dan Selat Makassar bagian selatan.
Kemudian juga Teluk Bone, Laut Banda, Laut Sulawesi, Laut Seram, Laut Arafuru bagian tengah dan timur. Masyarakat nelayan atau para pengguna lalu lintas laut diminta untuk waspada.
2. Gelombang Tinggi (2.50 - 4.00 meter)
Untuk gelombang tinggi berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga NTT. Lalu Samudra Pasifik utara Maluku hingga Papua, Laut Maluku dan Laut Arafuru bagian barat.
3. Gelombang Sangat Tinggi (4.00 - 6.00 meter)
Potensi gelomba sangat tinggi, BMKG memperkirakan akan bisa terjadi di Laut Natuna Utara. Ketinggian gelombang bisa mencapai 4 hingga 6 meter.
Menganggu Pelayaran...
Gelombang tinggi dan angin kencang berpotensi mengganggu aktivitas pelayaran. Beberapa kategori kapal disarankan untuk berhati-hati menyusul kemungkinan terjadinya gelombang tinggi di laut ini.
Perahu Nelayan akan berisiko jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.25 meter. Kapal Tongkang dapat mengalami gangguan jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1.5 meter.
Kapal Ferry harus lebih berhati-hati ketika angin mencapai 21 knot dengan tinggi gelombang 2.5 meter. BMKG menghimbau agar kehati-hatian pada kegiatan aktifitas di lautan selalu diutamakan.
BMKG juga menyebutkan, peringatan dini gelombang tinggi ini berlaku mulai Senin (10/2/2025) pukul 07:00 WIB hingga Kamis (13/2/2025) pukul 11:00 WIB. Prakiraan ini akan diperbarui berdasarkan perkembangan terbaru.
Jika gelombang tinggi lebih dari 1.25 meter bertahan selama 12 jam atau lebih, informasi terbaru akan segera diumumkan. Masyarakat diminta tetap waspada dan memantau terus perkembangan cuaca dari sumber-sumber informasi resmi.