Ketua Pelaksana Acara, Najla Athoya, menyampaikan kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata diplomasi budaya yang memperkuat jalinan persahabatan Indonesia dan Turki. Hal itu dilakukan melalui diplomasi seni dan budaya, serta peranan diaspora muda dikancah internasional.
“Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan sepenggal keindahan Indonesia kepada sahabat-sahabat di Turki, sebagai bentuk rasa terima kasih dan apresiasi atas hubungan hangat yang telah terjalin. Kami juga ingin terus belajar dan mengenal lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan Turki, agar semangat saling menghargai terus tumbuh di generasi kami,” ujarnya.
Hal ini juga selaras dengan pernyataan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Achmad Rizal Purnama. Dalam sambutannya di ”Harika Endonezya”, menyampaikan harapan dan visi ke depan atas hubungan bilateral kedua negara.
Achmad Rizal mengutip pidato Presiden Prabowo di Antalya Forum beberapa bulan sebelumnya yang menekankan pentingnya memperkuat fondasi kerja sama menjelang 100 tahun hubungan Indonesia-Turki. Momen itu akan jatuh pada tahun 2050 mendatang.
“Pada tahun 2050, saat kita merayakan satu abad hubungan diplomatik Indonesia dan Turki, kalian—generasi muda—yang akan menjadi pemimpin, pelanjut, sekaligus penjaga semangat kerja sama ini. Masa depan hubungan dua negara ini ada di tangan pemuda, semoga persahabatan Indonesia dan Turki terus berjalan hingga nanti,” ujar Dubes Rizal.
Dubes Rizal, juga menegaskan, peran pemuda sangatlah penting dalam membangun jembatan antarbangsa. Dengan semangat inovatif, semangat belajar lintas budaya, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan internasional, pemuda menjadi motor penggerak utama dalam menciptakan dunia yang lebih harmonis, adil, dan kolaboratif.
Murianews, Izmir – Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki, Perhimpunan Pelajar Indonesia Izmir (PPI Izmir) melakukan kegiatan bertajuk “75th Indonesia-Türkiye Bilateral Relations”. Sedangkan acara puncaknya adalah kegiatan yang dinamakan dengan ’Harika Endonezya’.
Acara in digelar bekerja sama dengan KBRI Ankara, dengan sejumlah rangkaian kegiatan. Selain itu acara ini juga didukung oleh berbagai lembaga lokal seperti Buca Gençlik Merkezi, UDG İzmir, dan Palang Merah Turki (Türk Kızılay), sebagai simbol kuatnya kolaborasi lintas negara.
Rangkaian acara dikemas dalam program “International Izmir Sport Day x Harika Endonezya: Harmony in Diversity”. Secara umum kegiatan ini menggabungkan elemen olahraga, seni, dan budaya sebagai wadah diplomasi antarbangsa yang lebih hangat dan inklusif.
Semangat Persahabatan Melalui Olahraga
Sebagai pembuka, International Izmir Sport Day (IISD) menghadirkan pertandingan olahraga persahabatan antarnegara. Sebanyak delapan negara, yakni Indonesia, Uzbekistan, Turki, Kazakhstan, Maroko, Kolombia, Sierra Leone, dan Yaman, mengikuti even ini.
Pertandingan sepak bola persahabatan berlangsung pada Jumat (9/5/2025), disusul oleh turnamen bola voli pada Rabu (21/5/2025). Dua kegiatan olahraga ini dilaksanakan di Stadion Buca, Izmir, Turki, sebagai kegiatan awal sebelum digelarnya "Harika Endonezya":
Ruang Perjumpaan Budaya Dua Bangsa
Puncak acara "Harika Endonezya" sendiri akhirnya digelar pada Sabtu (24/5/2025) di Bilal Saygılı Külliyesi, Bornova, Izmir. Acara ini menjadi ruang perjumpaan budaya dua bangsa, Indonesia dan Turki melalui berbagai kegiatan.
Dalam acara "Harika Endonezya", diperkenalkan berbagai bentuk seni dan budaya dari kedua negara. Di kesempatan ini, para peserta diajak mengenal dan mempraktikkan dua bentuk seni tradisional yang kaya akan nilai sejarah, Batik dari Indonesia dan Ebru dari Turki.
Batik merupakan seni menggambar di atas kain dengan lilin dan pewarna alami, yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Sedangkan Ebru, atau marbling art, adalah seni menggambar di atas air yang berasal dari zaman Ottoman, menciptakan pola warna indah yang berpindah ke permukaan kertas.
Nilai Filosofi batik...
Melalui workshop yang digelar di "Harika Endonezya" ini, peserta dari berbagai negara diperkenalkan pada nilai-nilai filosofi dan teknik yang melekat dalam kedua seni tersebut. Baik filosofi batik, maupun Ebru yang berasal dari Turki.
Berikutnya yang juga dimunculkan dalam "Harika Endonezya" adalah berbagai kuliner khas dari kedua negara. Peserta dimanjakan dengan berbagai sajian kuliner khas Indonesia seperti kue bolu, brownies, pastel, serta beragam jajanan tradisional lainnya.
Sedangkan dari Turki, disajikan baklava dan camilan manis khas Turki, yang harmonis berdampingan dengan kudapan khas turki ini. Sajian kuliner ini turut serta menghangatkan suasana kekeluargaan dan keakraban antarbangsa yang tercipta.
Pertunjukan Budaya Dua Negara
Penampilan budaya dari kedua negara menjadi puncak dari acara ”Harika Endonezya”. Momen ini menampilkan Harmoni Budaya dan Persahabatan Indonesia-Turki. Tim Kesnian Indonesia memukau para tamu dengan sajian tarian daerah.
Diantaranya seperti Tari Jawa, Tari Dayak, Tari Janger, dan Tari Kecak yang dikemas dalam koreografi dinamis dengan iringan musik kontemporer. Pertunjukan ini menarik perhatian masyarakat Turki yang hadir.
Di sisi lain, penampilan tim kesenian Turki menampilkan folklor dansları (tarian rakyat) serta permainan alat musik tradisional Turki. Pertunjukan ini sukses menghipnotis para penonton dari Indonesia maupun negara lainnya.
Pertunjukan kesenian dua negara di ”Harika Endonezya” ini benar-benar menjadi simbol nyata tentang harmoni dalam keberagaman budaya serta bentuk penghargaan satu sama lain atas warisan leluhur masing-masing bangsa.
Diplomasi Budaya...
Ketua Pelaksana Acara, Najla Athoya, menyampaikan kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata diplomasi budaya yang memperkuat jalinan persahabatan Indonesia dan Turki. Hal itu dilakukan melalui diplomasi seni dan budaya, serta peranan diaspora muda dikancah internasional.
“Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan sepenggal keindahan Indonesia kepada sahabat-sahabat di Turki, sebagai bentuk rasa terima kasih dan apresiasi atas hubungan hangat yang telah terjalin. Kami juga ingin terus belajar dan mengenal lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan Turki, agar semangat saling menghargai terus tumbuh di generasi kami,” ujarnya.
Hal ini juga selaras dengan pernyataan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Achmad Rizal Purnama. Dalam sambutannya di ”Harika Endonezya”, menyampaikan harapan dan visi ke depan atas hubungan bilateral kedua negara.
Achmad Rizal mengutip pidato Presiden Prabowo di Antalya Forum beberapa bulan sebelumnya yang menekankan pentingnya memperkuat fondasi kerja sama menjelang 100 tahun hubungan Indonesia-Turki. Momen itu akan jatuh pada tahun 2050 mendatang.
“Pada tahun 2050, saat kita merayakan satu abad hubungan diplomatik Indonesia dan Turki, kalian—generasi muda—yang akan menjadi pemimpin, pelanjut, sekaligus penjaga semangat kerja sama ini. Masa depan hubungan dua negara ini ada di tangan pemuda, semoga persahabatan Indonesia dan Turki terus berjalan hingga nanti,” ujar Dubes Rizal.
Dubes Rizal, juga menegaskan, peran pemuda sangatlah penting dalam membangun jembatan antarbangsa. Dengan semangat inovatif, semangat belajar lintas budaya, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan internasional, pemuda menjadi motor penggerak utama dalam menciptakan dunia yang lebih harmonis, adil, dan kolaboratif.
Bukan Sekedar perayaan...
Sedangkan Pimpinan Buca Gençlik Merkezi, Serkan Özmen, juga turut mengungkapkan apresiasinya atas terlaksananya kegiatan ”Harika Endonezya” ini. Pihaknya sangat senang menjadi bagian dari acara ini.
“Kami percaya anak-anak muda dari Turki dan Indonesia dapat saling belajar, berbagi nilai-nilai universal, serta membangun masa depan yang lebih inklusif dan damai. Inisiatif seperti ini perlu terus didorong agar persahabatan yang telah terjalin selama puluhan tahun dapat diwariskan dengan kuat kepada generasi berikutnya,” pungkasnya.
Acara ”Harika Endonezya” sendiri dihadiri lebih dari 400 peserta dari berbagai latar belakang dan kebangsaan. Seperti Turki, Yordania, Palestina, Malaysia, Maroko, Sierra Leone, Mesir, Kazakhstan, Azerbaijan, Uzbekistan dan Somalia.
Keberagaman ini mempertegas makna dari tema besar acara: Harmony in Diversity, bahwa perbedaan adalah kekuatan, dan budaya adalah bahasa universal yang menyatukan. ”Harika Endonezya” bukan sekadar perayaan, namun bentuk nyata dari semangat persahabatan yang ditenun oleh tangan-tangan muda dari dua negara.