Kamis, 20 November 2025


Menurutnya, dalam bedak bayi Johnson & Johnson itu terdapat kontaminasi pada produk yang diduga menjadi pemicunya yakni asbes.

Buntut tuntutan 38 ribu orang penyintas kanker yang mengaku menjadi korban karenanya, Johnson & Johnson menyetujui pemberian tanggung jawab sebesar USD 8,9 miliar.

”Menurut American Cancer Society bedak talk bisa sebabkan kanker jika partikel bedak melewati vagina, rahim, dan saluran tuba ke ovarium. Terdapat keberagaman temuan penelitian soal kemungkinan hubungan antara bedak dan kanker ovarium,” ungkap Prof Zubairi melalui akun Twitter miliknya @ProfesorZubairi, Senin (10/4/2023).

Baca: ”Bayi” Kartini Akhirnya Diserahkan Kembali ke Pemkab Jepara

Beberapa penelitian melaporkan sedikit peningkatan risiko dan adapula yang menyatakan sebaliknya. Namun, sejumlah ahli melihat kemungkinan kanker ovarium bisa juga dilandasi dengan faktor gaya hidup atau riwayat genetik masing-masing orang.
Prof Zubairi mencontohkan, misalnya riwayat keluarga dengan kanker ovarium, kanker payudara, dan bowel cancer, perempuan yang mendapat haid pertama pada usia dini atau di bawah 12 tahun, menopause terlambat, perempuan yang belum memiliki anak atau yang memiliki anak di atas 35 tahun.”Beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko seseorang mendapatkan kanker ovarium, antara lain obesitas, orang yang tinggi banget, perempuan dengan endometriosis, perempuan yang setelah menopause yang mendapat pil hormonal, perempuan di atas 50 tahun,” terangnya.Baca: Sakit Flu atau Terinfeksi Omicron, Kenali Gejala yang MembedakanIa juga menjelaskan wanita yang hamil beberapa kali, risiko terkena kanker ovarium turun signifikan sebesar 30-60 persen.”Itulah kasus bedak talk Johnson & Johnson, bedak sejuta umat, dan beberapa faktor yang bisa meningkatkan dan menurunkan risiko kanker ovarium. Hati-hati,” tutupnya.

Baca Juga

Komentar

Berita Terkini