Murianews, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan data jika produksi beras pada tahun 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi beras nasional tahun ini diperkirakan hanya mencapai 30,9 juta ton, sementara pada tahun 2022, produksi mencapai 31,54 juta ton.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, produksi beras diproyeksikan akan mengalami defisit tertinggi sekitar 1,45 juta ton pada bulan Desember 2023.
Selama periode Januari hingga September 2023, terjadi penurunan produksi beras sebesar 0,06 juta ton, dan pada periode Oktober hingga Desember 2023, produksi beras diperkirakan akan turun sebanyak 0,59 juta ton.
Dengan demikian, selama tahun 2023, produksi beras secara keseluruhan diperkirakan akan mengalami penurunan sekitar 0,65 juta ton.
”Tahun lalu surplus 1,34 juta (ton), dan tahun 2023 diperkirakan hanya (surplus) 0,28 juta ton,” ungkapnya mengutip Investor.id, Senin (6/11/2023).
Dengan adanya penurunan produksi beras tahun ini, terbuka peluang besar untuk impor beras pada awal tahun 2024. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan sekitar 1,5 juta ton beras impor akan masuk ke Indonesia pertengahan Januari 2024.
Arief menekankan, impor beras diperlukan untuk menjaga stok beras Bulog tetap di atas 1,5 juta ton. Saat ini, per awal November 2023, stok beras di Bulog mencapai 1,45 juta ton.



