Murianews, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong seluruh jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk turun ke lapangan guna melakukan pendataan dan mempercepat persiapan kebutuhan masa tanam.
Dalam arahannya, Mentan Amran menekankan potensi besar lahan pertanian Indonesia sebagai calon petani calon lokasi (CPCL) untuk optimalisasi percepatan produksi padi dan jagung.
”Padi dan jagung disinergikan dengan komoditas perkebunan. Fokus utama kita saat ini adalah meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman (IP) dengan lebih mudah,” kata Mentan Amran mengutip Kompas.com, Minggu (12/11/2023).
Program ini merupakan kelanjutan dari upaya optimasi pemanfaatan lahan rawa yang telah dilakukan Mentan Amran pada masa kepemimpinannya sebelumnya, yaitu pada 2014-2019. Tujuannya adalah memperluas luas tanam guna mendukung peningkatan produksi padi dan jagung di setiap provinsi serta kabupaten/kota.
”Saya harap kita bisa menjaga komitmen meningkatkan produksi padi dan jagung pada 2024 guna menambah jumlah produksi komoditas pertanian Indonesia,” ungkap Mentan Amran.
Dalam mendukung akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi dan jagung, Kementan melakukan identifikasi CPCL dengan sigap.
Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) turut berkontribusi aktif mendukung dan mengawal luas tambah tanam (LTT) padi dan jagung di beberapa provinsi, antara lain Jawa Barat, Sulawesi Utara, Riau, Gorontalo, dan Maluku.
Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah menegaskan pentingnya menjaga proses administrasi dengan baik.
”Proses administrasi harus selalu dikawal, jangan sampai ada kesalahan. Pastikan kesesuaian petani dan lahan terdata serta diidentifikasi dengan baik dan akurat, sehingga target dapat tercapai secara tepat guna,” ujar Andi Nur.



