Meskipun memakan waktu sekitar dua pekan untuk menyelesaikan satu perahu, hasilnya sangat memuaskan. Bahkan, perahu botol plastik ini telah digunakan selama dua bulan tanpa pernah bocor.
Namun, penggunaan perahu ini tidak luput dari kewaspadaan terhadap kondisi sungai, termasuk ketinggian air dan kecepatan arus, agar keselamatan penggunanya tetap terjamin.
Sementara aktivis lingkungan dari Walhi, Abdul Ghofar menekankan pentingnya pengurangan sampah plastik dan promosi penggunaan ulang, sejalan dengan regulasi yang ada.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan berbagai program, termasuk Jakarta Recycle Center (JRC) pada tahun 2020, yang fokus pada pemilahan sampah di sumbernya.
Program-program ini, bersama dengan inisiatif kreatif seperti perahu botol plastik, diharapkan dapat mengurangi dampak sampah plastik yang terus meningkat di ibu kota.
Murianews, Jakarta – Usai lebaran, banyak botol plastik bekas sisa air mineral kemasan yang hanya dibuang di tempat sampah atau bahkan dibakar sembarangan. Padahal, limbah tersebut mempunyai banyak manfaat.
Unit Penanganan Sampah Badan Air (UPSBA) Pos Duren Sawit, Jakarta menyulap ribuan botol plastik bekas menjadi perahu. Ide revolusioner ini merupakan merupakan langkah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk mengurangi beban sampah di Ibu Kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, inisiatif menyulap botol plastik bekas menjadi perahu ini dimulai karena banyaknya jumlah botol plastik di Jakarta. Selain itu, botol plastik juga jarang dimanfaatkan untuk keperluan yang dapat dipakai dalam jangka panjang.
Karena itu, dari staf DLH DKI Jakarta pun kemudian berinisiatif untuk membuat perahu dari botol plastik bekas tersebut. Terlebih, Jakarta masih sering menjadi wilayah yang terjadi banjir saat musim hujan.
Sehingga, dengan adanya perahu dari botol plastik bekas ini bisa dimanfaatkan masyarakat apabila terjadi banjir.
Menurutnya, perahu yang dihasilkan dari botol plastik bekas ini telah mencapai dua jenis, masing-masing memiliki panjang dan lebar yang berbeda.
Saat ini, rata-rata botol plastik bekas di DKI Jakarta terkumpul 50 hingga 60 kilogram per hari. Jumlah tersebut cukup untuk membuat satu perahu dengan menggunakan 800 hingga 1.000 botol plastik bekas.
”Proses pembuatan perahu dilakukan secara manual oleh personel UPSBA Pos Duren Sawit, di sela-sela waktu senggang mereka,” ujar Asep Kuswanto, dikutip dari Antara, Jumat (19/4/2024).
Meskipun memakan waktu sekitar dua pekan untuk menyelesaikan satu perahu, hasilnya sangat memuaskan. Bahkan, perahu botol plastik ini telah digunakan selama dua bulan tanpa pernah bocor.
Namun, penggunaan perahu ini tidak luput dari kewaspadaan terhadap kondisi sungai, termasuk ketinggian air dan kecepatan arus, agar keselamatan penggunanya tetap terjamin.
Sementara aktivis lingkungan dari Walhi, Abdul Ghofar menekankan pentingnya pengurangan sampah plastik dan promosi penggunaan ulang, sejalan dengan regulasi yang ada.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan berbagai program, termasuk Jakarta Recycle Center (JRC) pada tahun 2020, yang fokus pada pemilahan sampah di sumbernya.
Program-program ini, bersama dengan inisiatif kreatif seperti perahu botol plastik, diharapkan dapat mengurangi dampak sampah plastik yang terus meningkat di ibu kota.