Kamis, 20 November 2025

Murianews, Banyuwangi – Badan Geologi meningkatkan status aktivitas Gunung Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada atau Level II. Peningkatan status ini dilakukan setelah terdeteksi adanya sejumlah kejadian gempa pada periode 1 Januari hingga 12 Juli 2024.

Kepala Badan Geologi, M Wafid mengatakan, Pos Pengamatan Gunung Ijen di Desa Tamansari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mencatat berbagai aktivitas kegempaan selama beberapa bulan terakhir.

Tercatat ada 424 kali gempa hembusan, 259 kali gempa vulkanik dangkal, 294 kali gempa tektonik jauh, dan 192 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo dominan 3 milimeter.

”Sejak 12 Juli 2024 pukul 17.00 hingga 21.00 WIB, rekaman gempa tremor meningkat fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm, dan sejak sekitar pukul 21.10 WIB, rekaman gempa tremor menunjukkan amplitudo lebih dari 46 mm (overscale),” jelas Wafid dikutip dari Antara, Sabtu (13/7/2024).

Selain peningkatan aktivitas gempa, perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihan juga menjadi tanda peningkatan aktivitas Gunung Ijen.

Menurutnya, perubahan ini terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan akibat tekanan gas yang kuat dari dasar danau. Analisa tim geologi menunjukkan suhu air kawah Ijen juga meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan gas dari dasar danau.

Potensi bahaya yang dihadapi saat ini adalah gas-gas vulkanik berkonsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen.

Selain itu, difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah juga menjadi ancaman. Erupsi freatik ini bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas visual maupun kegempaan.

Badan Geologi merekomendasikan agar warga, wisatawan, dan penambang belerang tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 1,5 kilometer dari kawah Ijen.

Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait juga diminta untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Ijen.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler