Zainul Maarif Bakal Disidang Unusia Usai Bertemu Presiden Israel
Cholis Anwar
Senin, 15 Juli 2024 22:34:00
Murianews, Jakarta – Salah satu dari lima tokoh muda NU yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, adalah Zainul Maarif. Ia diketahui merupakan dosen tetap di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), khususnya di program studi Sejarah Peradaban Islam.
Usai foto pertemuannya dengan Presiden Israel viral di media sosial, pihak Unisia pun akan memanggil Zainul Maarif. Bahkan rencananya, seorang filosuf itu akan disidang oleh pihak kampus.
”Unusia akan menggelar sidang etik terhadap saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia, Dwi Putri dikutip dari Antara, Senin (15/7/2024).
Menurut Dwi Putri, kunjungan Zainul Maarif ke Israel memiliki dampak langsung pada reputasi Unusia dan bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh universitas tersebut.
”Kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut,” jelasnya.
Dwi juga menegaskan bahwa Unusia mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih berlangsung.
Ia menekankan, kunjungan tersebut merupakan aktivitas pribadi Zainul Maarif dan tidak ada kaitannya dengan Unusia sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia.
”Pertemuan saudara Zainul Maarif dengan Presiden Israel adalah aktivitas individual dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Unusia sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Perkumpulan Nahdlatul Ulama yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, foto lima nahdiyin yang mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog beredar luas di media sosial, dengan Zainul Maarif menjadi salah satu di antaranya.
Tidak hanya Unusia yang mengambil langkah tegas, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf, juga menyatakan jika pihaknya akan memanggil kelima orang tersebut untuk dimintai keterangan.
”Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud dan tujuan, latar belakang, dan siapa yang memberangkatkan, serta hal-hal prinsip lainnya,” ujar Gus Ipul.
Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, lanjut Saifullah, tidak menutup kemungkinan kelima orang tersebut akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau badan otonom PBNU.



