Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Pemerintah Rusia mengutuk keras pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang meninggal dalam serangan udara Israel di Teheran.

Rusia menyebut tindakan tersebut sebagai pembunuhan politik yang tidak dapat diterima. Rusia juga memperingatkan jika hal ini akan memperburuk ketegangan di kawasan.

”Ini semua sangat buruk. Ini adalah pembunuhan politik yang sama sekali tidak dapat diterima dan ini akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov dikutip dari Antara, Rabu (31/7/2024).

Bogdanov juga menekankan, kejadian ini akan berdampak negatif signifikan pada negosiasi yang sedang berlangsung di Doha.

Sebelumnya, kelompok perlawanan Palestina Hamas mengumumkan pada Rabu pagi bahwa Ismail Haniyeh meninggal dunia dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di Teheran, Iran.

”Hamas berduka cita atas meninggalnya sang martir, Mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan ini, yang tewas dalam serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Kecamatn atas serangan Israel yang membuat Ismail Haniyeh meninggal ini juga datang dari Turki. Turki menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina atas kehilangan tersebut dan menegaskan komitmen mereka dalam mendukung perjuangan Palestina.

”Kami menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina yang telah mengorbankan ratusan ribu martir seperti Haniyeh agar dapat hidup damai di tanah air mereka, di bawah atap negara mereka sendiri,” kata Kemenlu Turki dalam pernyataan resminya.

Pernyataan tersebut juga menuding pemerintah Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tidak memiliki niat untuk mencapai perdamaian.

Kemenlu Turki memperingatkan bahwa kawasan Timur Tengah akan menghadapi konflik yang lebih besar jika masyarakat internasional tidak segera mengambil tindakan untuk menghentikan tindakan Israel.

”Pembunuhan Ismail Haniyeh sekali lagi menunjukkan bahwa pemerintah Israel tidak berniat untuk mencapai perdamaian,” tegas pernyataan itu.

Komentar