Google Doodle Hari Ini Tampilkan Rendang, Ternyata Begini Sejarahnya
Cholis Anwar
Rabu, 21 Agustus 2024 12:32:00
Murianews, Jakarta – Masakan khas Minangkabau, rendang, menjadi sorotan dunia pada hari ini, Rabu (21/8/2024), dengan kemunculannya sebagai Google Doodle. Bertema ”Merayakan Rendang,” Google Doodle kali ini memperingati acara memasak rendang daring terbesar sepanjang masa yang digelar pada tahun 2021.
Acara ini diorganisir oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, dan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) saat itu.
Acara tersebut melibatkan 2.814 peserta dari berbagai belahan dunia, termasuk Asia, Amerika, Afrika, Australia, dan Eropa. Keikutsertaan global ini menunjukkan popularitas rendang sebagai salah satu hidangan yang mendunia.
Pada tahun 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menetapkan rendang sebagai hidangan nasional Indonesia dan warisan budaya takbenda.
Rendang berasal dari kata ”randang” dalam bahasa Minangkabau, yang merujuk pada teknik memasak yang dikenal sebagai ”marandang.” Proses ini melibatkan pengadukan masakan dalam waktu lama hingga menjadi kering. Teknik memasak ini berasal dari akulturasi budaya kari yang diperkenalkan dari India.
Menurut ahli antropologi dari Universitas Andalas, Yevita Nurti, pengaruh India dan Pakistan terlihat jelas dalam penggunaan bumbu pada masakan rendang. Masyarakat Minang kemudian mengadaptasi dan memodifikasi bumbu tersebut sehingga menjadi rendang yang kita kenal sekarang.
Rendang tidak hanya sekadar hidangan bagi orang Minang, tetapi juga memiliki keterkaitan dengan budaya marantau (merantau) dan keahlian pandai besi. Rendang sering dijadikan bekal oleh para perantau Minang karena sifatnya yang awet dan tahan lama.
Selain itu, alat yang digunakan untuk memasak rendang menunjukkan bahwa masyarakat Minang telah menguasai teknologi pandai besi sejak lama. Sebelum adanya kompor, rendang dimasak menggunakan tungku yang menyebarkan panas secara merata.
Rendang juga mengandung filosofi yang mendalam. Proses pembuatannya yang lama mencerminkan nilai-nilai kesabaran, kebijaksanaan, dan penghargaan terhadap proses. Selain itu, bahan utama rendang seperti daging sapi, kelapa, dan cabai juga memiliki makna tersendiri.
Daging sapi melambangkan ”niniak mamak” atau pemimpin suku adat, kelapa melambangkan ”cadiak pandai” yang merujuk pada kaum intelektual Minang, sementara cabai melambangkan para alim ulama yang memiliki sikap tegas.
Ketiga unsur ini berkaitan dengan tiga tokoh adat penting di Minangkabau yang disebut ”tungku tigo sajarangan,” yang menjadi pilar utama dalam masyarakat Minang. Rendang juga menjadi sajian wajib dalam berbagai acara adat seperti pernikahan dan pemilihan penghulu (batagak panghulu).



