Konsumsi Atlet PON Aceh-Sumut: Anggaran Besar, Makanan Memperihatinkan
Cholis Anwar
Jumat, 13 September 2024 09:33:00
Murianews, Aceh – Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara (Sumut) kembali dihantam isu tak sedap. Setelah masalah akses dan infrastruktur belum selesai, kini muncul sorotan terkait konsumsi atlet yang memprihatinkan.
Video-video yang beredar di media sosial memperlihatkan kondisi nasi kotak yang diberikan kepada para atlet selama PON berlangsung di Aceh-Sumut. Dalam video tersebut, isi nasi kotak terlihat sangat minimalis, meskipun anggaran yang disiapkan mencapai Rp 50 ribu per kotak.
Berdasarkan data yang ada, total biaya konsumsi untuk PON Aceh-Sumut mencapai Rp 42,37 miliar. Anggaran ini terbagi menjadi dua kategori, yakni Rp 11,472 miliar untuk snack dan Rp 30,898 miliar untuk makanan utama (nasi) atlet.
Sesuai kontrak, pengadaan makanan atlet mencapai 607.035 kotak dengan harga per kotaknya Rp 50.900. Sementara snack juga disediakan sebanyak 607.035 unit dengan harga Rp 18.900 per paket snack.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Antikorupsi, Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), mendesak Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Aceh untuk segera melakukan audit investigasi terkait pengadaan konsumsi atlet ini.
”Melihat fakta di lapangan, ada potensi mark-up harga, yang kami duga terjadi sejak tahap perencanaan,” ujar Koordinator MaTA, Alfian dikutip dari Kompas.com, Jumat (13/9/2024).
Menurut Alfian, standar harga makanan di Aceh untuk satu kotak nasi biasanya hanya sekitar Rp 30 ribu, sementara snack hanya berkisar Rp10 ribu. Namun, anggaran yang digunakan dalam penyelenggaraan PON jauh melebihi standar tersebut.
Selain itu, ia juga menerima laporan terkait nasi yang sudah basi dan keterlambatan pengiriman konsumsi kepada para atlet.
”Jelas terjadi mark-up, baik dalam pengadaan makanan maupun snack, yang sudah terlihat sejak proses perencanaan,” tegas Alfian.
Menpora Dito Ariotedjo juga mengakui adanya keluhan dari para atlet terkait pelayanan konsumsi selama PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024. Ia menegaskan masalah konsumsi sering menjadi isu dalam penyelenggaraan ajang olahraga, baik di tingkat nasional maupun internasional.
”Kemarin di Olimpiade Paris, keluhan soal makanan juga menjadi isu besar. Ini bukan berarti kita membela, tapi semua orang perlu tahu bahwa ini masalah yang kompleks, apalagi melibatkan 38 provinsi dengan atlet yang beragam. Namun, saya apresiasi respons cepat dari PB PON dan Pemprov Aceh dalam menangani isu ini,” kata Dito.



