Mendag Sebut Kopi Masih Menjadi Komoditas Ekspor Unggulan

Cholis Anwar
Kamis, 3 Oktober 2024 14:53:00

Murianews, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan jika hingga saat ini kopi masih menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia. Bahkan kopi masih mempunyai kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Hal ini diungkapkan Zulhas dalam acara Peluncuran Indonesia Origin Selection: A Celebration of the Unique Coffee Traditions & Farmers Behind Your Favorite Nespresso Coffee di Jakarta, Rabu (2/10/2024).
”Kopi masih menjadi komoditas unggulan dan prioritas ekspor Indonesia bersama produk lainnya. Jerih payah petani dan pengusaha kopi memberikan kontribusi besar bagi perekonomian kita,” ujar Zulhas dikutip dari Kompas.com, Kamis (3/10/2024).
Ia mengatakan, tren produksi kopi Indonesia terus meningkat pada periode 2019-2023. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, permintaan global untuk kopi berkualitas terus bertumbuh, terlihat dari tren impor kopi dunia yang meningkat 12 persen dalam lima tahun terakhir.
Zulhas menegaskan pentingnya pengembangan produk pertanian sesuai potensi daerah masing-masing, tidak hanya kopi, tetapi juga rempah-rempah, cokelat, dan kelapa.
”Kopi tetap menjadi prioritas, dan hilirisasinya juga penting,” tambahnya.
Dalam perdagangan global, Indonesia memiliki jaringan ekspor kopi yang luas dengan negara tujuan utama seperti Amerika Serikat, Mesir, Malaysia, Jepang, dan China. Zulhas juga mengapresiasi PT Nestle Indonesia atas peluncuran produk kopi kapsul Nespresso bertema ”Indonesia Origin Selection” yang diharapkan dapat meningkatkan ekspor kopi Indonesia.
Namun, Zulhas mengakui bahwa ada tantangan dalam memenuhi permintaan kopi spesialti dan premium, terutama terkait asal-usul kopi dan praktik berkelanjutan yang semakin kritis di mata konsumen. Untuk itu, Kemendag berkomitmen mendukung ekspor kopi melalui berbagai upaya, termasuk membuka akses pasar luar negeri melalui kesepakatan dagang.
Kemendag terus menjalin kerja sama perdagangan dengan negara mitra melalui skema Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
”Upaya ini sebagai ’toll way' bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang,” ujar Zulhas.