”Kepada warga negara kita yang memiliki rencana perjalanan ke wilayah Lebanon, Suriah, Iran, Israel, Palestina, dan Yaman, kami sangat mengimbau agar dapat menunda perjalanan ke titik-titik itu,” ungkap Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Judha Nugraha dikutip dari Antara, Senin (710/2024).
Pemerintah juga menekankan pentingnya bagi WNI untuk mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat. Tentu demi memastikan keamanan pribadi serta memperhatikan lokasi-lokasi yang aman untuk dikunjungi.
”Kalau terjadi perang terbuka sampai wilayah Beirut, tentu akan mempengaruhi kemampuan KBRI Beirut dalam melakukan langkah-langkah penyelamatan,” terangnya.
Murianews, Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memberikan imbauan kepada warga negara Indonesia (WNI) untuk tidak mengunjungi negara-negara di Timur Tengah, termasuk Lebanon, Suriah, Iran, Israel, Palestina, dan Yaman. Hal ii+ni akibat situasi keamanan yang tidak menentu di wilayah tersebut.
”Kepada warga negara kita yang memiliki rencana perjalanan ke wilayah Lebanon, Suriah, Iran, Israel, Palestina, dan Yaman, kami sangat mengimbau agar dapat menunda perjalanan ke titik-titik itu,” ungkap Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Judha Nugraha dikutip dari Antara, Senin (710/2024).
Kemenlu juga mengingatkan WNI yang saat ini berada di beberapa negara Timur Tengah untuk segera melaporkan diri dan berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut.
”Bagi yang memiliki penerbangan menuju ke wilayah Timur Tengah, agar terus memantau situasi dan mengantisipasi gangguan penerbangan jika terjadi serangan antara Iran dan Israel,” imbuhnya.
Pemerintah juga menekankan pentingnya bagi WNI untuk mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat. Tentu demi memastikan keamanan pribadi serta memperhatikan lokasi-lokasi yang aman untuk dikunjungi.
”Kalau terjadi perang terbuka sampai wilayah Beirut, tentu akan mempengaruhi kemampuan KBRI Beirut dalam melakukan langkah-langkah penyelamatan,” terangnya.
Judha melaporkan, pemerintah telah berhasil memulangkan 40 WNI dan satu WNA dari Lebanon dengan aman. Dalam tahap evakuasi ini, 40 WNI terdiri dari 38 orang dewasa dan dua anak-anak. Selain itu, satu WNA asal Lebanon, yang merupakan istri dari salah satu WNI, juga turut dipulangkan.
Evakuasi dilakukan dalam dua gelombang penerbangan. Gelombang pertama membawa 20 WNI dan satu WNA dari Amman, Yordania, menggunakan maskapai Qatar Airways QR967, yang tiba di Indonesia pada pukul 07.49 WIB.
Gelombang kedua menyusul dengan 20 orang yang tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada pukul 15.30 WIB.
”Alhamdulillah, mereka telah tiba di Indonesia. Dari 41 orang ini merupakan bagian dari proses evakuasi WNI melalui jalur darat yang kompleks dan panjang dari Beirut menuju Damaskus kemudian ke Amman,” kata Judha.
Total keseluruhan WNI yang telah dievakuasi oleh pemerintah Indonesia mencapai 65 orang sejak ditetapkannya status darurat oleh KBRI pada 4 Agustus 2024. Namun, masih ada 116 WNI yang memilih untuk tinggal di Lebanon meskipun situasi keamanan setempat dalam keadaan darurat.