Salah seorang tetangga, Aji (36) mengatakan, pelaku merupakan seorang yang gemar mengikuti pengajian. Bahkan, pada akhir pekan lalu pelaku mengikuti ziarah bersama kelompok pengajian di desanya.
”Pelakunya itu sudah sepuh, gak nyangka lah, setau saya orangnya kalem seneng mengikuti pengajian. Kalau ketemu itu cuma bisa bercanda, guya-guyu,” ungkapnya kepada Murianews.com, Rabu (16/10/2024).
Ia menyatakan, dalam kesehariannya pelaku bekerja sebagai seorang petani. Setiap pagi, pelaku dan istrinya rajin pergi ke sawah.
Aji yang mendengar kabar pembunuhan itu langsung terkejut. Ia mengatakan, rumah pelaku setiap harinya tidak pernah terlihat terbuka.
”Setiap hari itu rumahnya tertutup karena pada pergi ke sawah. Halaman rumahnya itu kan kalau siang diigunakan untuk parkir,” terangnya.
Murianews, Kudus – Seorang ayah berinisial S, warga Desa Dersalam, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah tega membunuh anaknya yang berinisial BH (36) dengan menggunakan linggis. Peristiwa tragis itu diketahui pada Selasa (15/10/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
Kasus pembunuhan ayah terhadap anak ini membuat warga setempat geger. Bahkan banyak yang tidak mengira apabila pelaku tega melakukan hal itu ke anaknya.
Berdasarkan penelusuran Murianews.com, terdapat lima fakta terkait pembunuhan ayah terhadap anak tersebut. Berikut fakta-faktanya:
1. Korban Dipukul dengan Menggunakan Linggis
Menurut informasi yang dihimpun, pelaku melihat korban sedang terlelap di rumah pelaku. Tanpa berpikir panjang, pelaku kemudian mengambil sebuah linggis.
Dengan sekuat tenaga, S menghantamkan linggis itu ke kepala BH hingga menyebabkan korban tidak sadarkan diri.
Setelah melakukan aksi brutalnya itu, S kemudian ke luar rumah. Ia menghampiri seorang anggota polisi dan mengakui perbuatannya.
Mendengar pengakuan tersebut, anggota polisi itu pun segera melaporkan kejadian itu ke Polres Kudus.
Tim dari Polres Kudus dan Polsek Bae segera menuju lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolsek Bae, AKP Imam Sukirno, mengkonfirmasi kejadian tersebut. Ia membenarkan jika peristiwa pembunuhan itu melibatkan seorang ayah dan anak.
”Ya benar ada pembunuhan dilakukan ayah kepada anak kandungnya,” ujarnya, Rabu (16/10/2024).
2. Motif Pelaku: Kesal Karena Diminta Jual Rumah oleh Korban
Diduga kuat, motif pembunuhan itu dilakukan karena sang ayah merasa kesal ia didesak untuk menjual rumah yang ditempati. Hasil penjualan rumah itu diminta untuk dibagi dua.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi, korban sudah beberapa kali meminta untuk menjual rumah yang ditinggali tanpa alasan yang jelas.
Atas hal itu, pelaku yang sudah tidak tahan kemudian melampiaskan emosinya. Pelaku membunuh dengan cara menghantamkan linggis ke kepala korban saat tertidur.
3. Pengakuan Tetangga, Hubungan Ayah dan Anak Baik
Para tetangga tidak menyangka S merupakan pelaku melakukan pembunuhan. Apalagi S dikenal sangat kalem dan taat beragama.
Salah seorang tetangga, Aji (36) mengatakan, pelaku merupakan seorang yang gemar mengikuti pengajian. Bahkan, pada akhir pekan lalu pelaku mengikuti ziarah bersama kelompok pengajian di desanya.
”Pelakunya itu sudah sepuh, gak nyangka lah, setau saya orangnya kalem seneng mengikuti pengajian. Kalau ketemu itu cuma bisa bercanda, guya-guyu,” ungkapnya kepada Murianews.com, Rabu (16/10/2024).
Ia menyatakan, dalam kesehariannya pelaku bekerja sebagai seorang petani. Setiap pagi, pelaku dan istrinya rajin pergi ke sawah.
Aji yang mendengar kabar pembunuhan itu langsung terkejut. Ia mengatakan, rumah pelaku setiap harinya tidak pernah terlihat terbuka.
”Setiap hari itu rumahnya tertutup karena pada pergi ke sawah. Halaman rumahnya itu kan kalau siang diigunakan untuk parkir,” terangnya.
4. Korban Dikenal Orang Bermasalah
Ia menyebut, sang anak yang menjadi korban memang dikenal sebagai pemuda bermasalah. Ia menduga pelaku sudah menahan emosi sejak lama melihat perilaku anaknya.
”Kebanyakan orang pasti yang dikasihani pelakunya. Gimana ya pasti Kasihan lah sudah tua, orangnya juga kalem,” jelasnya.
5. Autopsi: Korban Meninggal karena Benturan Benda Tumpul di Kepala
Kepala Instalasi Humas dan Kerohanian RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Taura Avensia mengatakan, luka akibat pukulan benda tumpul itu yang membuat korban, BH (38) akhirnya meninggal.
”Luka itu di bagian kepala belakang kanan, lalu di kulit dalam dan luar kepala, serta terdapat pendarahan di bagian otak,” ujarnya.
Ia mengatakan, pendarahan itu berada di bagian otak kecil dan otak besar. Selain itu, di batang otak juga mengalami pendarahan.