Proyek-proyek tersebut diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 750.000 ton CO2 eq, memberikan kontribusi besar terhadap dekarbonisasi sektor energi di Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Perdagangan karbon dirancang untuk memberikan insentif ekonomi bagi pengurangan emisi, sekaligus mendorong investasi dalam energi bersih.
”Proyek ini tidak hanya mendukung pencapaian target iklim, tetapi juga menunjukkan kesiapan Indonesia dalam mengadopsi mekanisme pasar karbon secara internasional,” tegas Hanif.
Murianews, Jakarta – Indonesia akan segera meluncurkan perdagangan karbon luar negeri pertamanya melalui Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) pada 20 Januari 2025.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memastikan langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk mencapai target iklim nasional. Ini sebagaimana yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, persiapan peluncuran perdagangan karbon ini telah dilakukan dengan optimalisasi Sistem Registri Nasional (SRN).
”Perdagangan karbon ini ditujukan khusus untuk mencapai target NDC Indonesia,” ujar Hanif dikutip dari Antara, Jumat (10/1/2025).
Peluncuran perdagangan karbon tersebut akan melibatkan sejumlah proyek energi strategis yang memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi karbon.
Salah satunya adalah pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul, yang diperkirakan dapat mengurangi emisi hingga 5.000 ton karbon dioksida ekuivalen (CO2 eq).
Selain itu, beberapa proyek lain yang akan berkontribusi dalam perdagangan karbon ini meliputi pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Priok Blok 4, konversi pembangkit single cycle menjadi combined cycle di PLTGU Grati Blok 2.
Kemudian modernisasi dua unit pembangkit di Muara Tawar dan pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi di PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang.
Dekarbonisasi...
Proyek-proyek tersebut diperkirakan mampu mengurangi emisi hingga 750.000 ton CO2 eq, memberikan kontribusi besar terhadap dekarbonisasi sektor energi di Indonesia.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global. Perdagangan karbon dirancang untuk memberikan insentif ekonomi bagi pengurangan emisi, sekaligus mendorong investasi dalam energi bersih.
”Proyek ini tidak hanya mendukung pencapaian target iklim, tetapi juga menunjukkan kesiapan Indonesia dalam mengadopsi mekanisme pasar karbon secara internasional,” tegas Hanif.