Para petani mendatangi pabrik pengolahan tapioka untuk menuntut perusahaan menerapkan harga singkong sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB), yakni Rp 1.400 per kilogram.
Menurut kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), impor tapioka menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya harga beli singkong di wilayah tersebut.
Murianews, Lampung – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengeluarkan pernyataan tegas terkait rendahnya harga singkong di Lampung beberapa bulan terakhir. Menurutnya, hal ini disinyalir akibat impor produk singkong dari luar negeri.
Mentan meminta pelaku industri untuk tidak menzalimi petani lokal dengan memilih produk impor dibandingkan hasil pertanian dalam negeri.
”Ini kami dengar di Lampung terkait harga singkong. Kami akan undang industri dan petani untuk berdialog. Kami minta kepada importir, jangan zalimi petani,” ujar Amran dikutip dari Antara, Rabu (28/1/2025).
Mentan menegaskan, importir yang lebih memilih produk singkong dari luar negeri akan dikenai tindakan tegas. Ia juga menyebut tindakan tersebut mencerminkan kurangnya rasa nasionalisme.
”Importir tidak boleh berpikir seperti penjajah. Industri yang lebih memilih produk dari negara lain daripada dari dalam negeri patut diragukan patriotismenya. Itu tandanya mereka lebih sayang petani luar,”tegas Amran.
Ia menambahkan, menzalimi petani sama dengan mengkhianati bangsa.
”Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen melindungi dan menyejahterakan petani serta rakyat kecil. Menzalimi petani, menzalimi rakyat Indonesia, itu adalah pengkhianat bangsa,” imbuhnya.
Pernyataan ini menyusul aksi protes ribuan petani singkong dari tujuh kabupaten di Lampung pada Kamis (23/1/2025).
Polemik harga singkong...
Para petani mendatangi pabrik pengolahan tapioka untuk menuntut perusahaan menerapkan harga singkong sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB), yakni Rp 1.400 per kilogram.
Menurut kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), impor tapioka menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya harga beli singkong di wilayah tersebut.
