Murianews, Jakarta – Starbucks dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.100 karyawan korporat. Selain itu, Starbucks juga membatalkan rekrutmen ratusan posisi yang masih kosong.
Keputusan ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi yang diterapkan oleh CEO baru Starbucks, Brian Niccol, untuk menyederhanakan operasional perusahaan.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Niccol menjelaskan, pemangkasan ini bertujuan mengurangi lapisan birokrasi dan menghilangkan duplikasi peran di dalam organisasi. Ia menekankan jika langkah ini diperlukan untuk memastikan keberlanjutan bisnis di masa depan.
”Kami percaya langkah ini penting untuk menempatkan Starbucks pada posisi yang lebih baik guna mencapai kesuksesan jangka panjang,” ujar Niccol, Selasa (25/2/2028).
Starbucks saat ini tengah menghadapi penurunan penjualan dalam beberapa kuartal terakhir.
Perubahan kebiasaan konsumen yang beralih ke alternatif lebih murah serta keengganan menghadapi antrean panjang menjadi tantangan utama perusahaan.
Sebagai bagian dari strategi pemulihan, Niccol berjanji untuk mengembalikan suasana kafe yang lebih nyaman, meningkatkan efisiensi layanan, serta memperbaiki pengalaman pemesanan melalui aplikasi.
Belasan Ribu karyawan...
Hingga September tahun lalu, Starbucks memiliki sekitar 16.000 karyawan korporat yang menangani operasional toko, pengembangan gerai, serta proses pemanggangan kopi.
Namun, perusahaan menegaskan bahwa PHK kali ini tidak akan berdampak pada pekerja di bagian pemanggangan, manufaktur, pergudangan, dan distribusi. Karyawan kafe juga tidak termasuk dalam kebijakan ini.