Warga dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terdampak awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, PVMBG juga melarang aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru untuk menghindari bahaya lontaran batu pijar.
”Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” kata Liswanto.
Murianews, Lumajang – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi. Tinggi letusan mencapai 1.100 meter di atas puncak pada Kamis (6/3/2025) pagi.
”Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 6 Maret 2025, pukul 07.06 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.100 meter di atas puncak atau 4.776 meter di atas permukaan laut,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dikutip dari Antara.
Kolom abu yang membumbung tinggi terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang dan mengarah ke barat daya. Hingga laporan ini dibuat, erupsi masih terus berlangsung.
Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada pukul 07.20 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 200 meter di atas puncak atau 3.876 meter di atas permukaan laut. Kolom abu masih berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Berdasarkan laporan petugas, Gunung Semeru tercatat mengalami lima kali erupsi pada Kamis pagi. Erupsi pertama terjadi pukul 01.56 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 500 meter di atas puncak.
Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 122 detik.
Selanjutnya, erupsi terjadi pada pukul 06.14 WIB dan 06.27 WIB dengan visual letusan tidak teramati. Kemudian, letusan kembali terjadi pada pukul 07.06 WIB dan 07.20 WIB dengan ketinggian kolom abu yang bervariasi.
Gunung Semeru saat ini berstatus Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk masyarakat.
Masyarakat waspada...
Warga dilarang melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terdampak awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, PVMBG juga melarang aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru untuk menghindari bahaya lontaran batu pijar.
”Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” kata Liswanto.