Jumat, 21 November 2025

Murianews, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 28 Februari 2025 mengalami defisit sebesar Rp 31,2 triliun.

Defisit tersebut setara dengan 0,13 Persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

”Terjadi defisit Rp 31,2 triliun untuk posisi akhir Februari atau sebesar 0,13% dari PDB,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).

Meskipun mengalami defisit, Sri Mulyani menegaskan angka tersebut masih dalam batas yang telah ditetapkan dalam desain APBN 2025, yang menargetkan defisit sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

”Saya ingatkan kembali APBN didesain dengan defisit Rp 616,2 triliun, jadi defisit 0,13 persen masih dalam target desain APBN sebesar 2,53 persen dari PDB,” jelasnya.

Defisit APBN terjadi karena pendapatan negara lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran pemerintah. Namun, keseimbangan primer masih mencatatkan surplus sebesar Rp 48,1 triliun.

Pendapatan negara hingga Februari 2025 tercatat sebesar Rp 316,9 triliun atau 10,5 persen dari total target APBN. Pendapatan ini bersumber dari penerimaan pajak, bea cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Belanja Negara...

Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 348,1 triliun atau 9,6 persen dari target APBN. Belanja ini mencakup belanja pemerintah pusat, baik belanja kementerian/lembaga maupun belanja non-kementerian/lembaga, serta transfer ke daerah.

”Belanja negara Rp348,1 triliun atau terealisasi 9,6 persen dari total belanja yang dianggarkan tahun ini,” tambah Sri Mulyani.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler