Para pedagang berharap pasokan dari pemasok tetap lancar agar tidak terjadi lonjakan harga yang lebih tinggi.
”Kalau stoknya banyak yang masuk, dagingnya segar, pasti bisa memenuhi kebutuhan masyarakat jadi harganya tidak terlalu melonjak,” tutur Mani.
Murianews, Surabaya – Permintaan daging sapi di sejumlah pasar tradisional di Surabaya mengalami lonjakan signifikan menjelang Hari Raya Idulfitri. Para pedagang melaporkan peningkatan permintaan yang drastis, terutama dalam beberapa hari terakhir.
Sebagaimana di Pasar Wonokromo menunjukkan peningkatan penjualan yang signifikan. Umi Solikah, salah seorang pedagang daging sapi mengatakan jika penjualannya meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa.
”Kenaikannya cukup terasa, sekarang penjualan bisa sampai 500 kilogram per hari. Kalau hari biasa sekitar 250 kilogram daging sapi.,” ujarnya dikutip dari detikjatim.com, Kamis (27/3/2025).
Harga daging sapi saat ini berada di kisaran Rp 122 ribu per kilogram. Meskipun harga naik, permintaan yang tinggi membuat stok daging tetap laris terjual setiap hari. Stan daging sapi milik Umi juga merupakan mitra resmi Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Surabaya.
”Harganya agak naik, tapi pembeli tetap banyak. Ini sudah biasa kalau menjelang Lebaran,” tambahnya.
Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Pucang Anom. Mani, pedagang daging sapi lainnya, mengungkapkan bahwa permintaan daging meningkat dibandingkan hari biasa.
”Kalau hari biasa penjualannya standar, tapi sekarang lebih banyak pembeli. Biasanya mereka beli untuk keperluan Lebaran,” jelas Mani.
Penuhi kebutuhan...
Di Pasar Pucang Anom, harga daging sapi bervariasi antara Rp 120 ribu hingga Rp 125 ribu per kilogram, tergantung pada kualitas dan jenis potongan daging. Meskipun harga mengalami kenaikan, pedagang tetap optimis penjualan akan terus meningkat.
Para pedagang berharap pasokan dari pemasok tetap lancar agar tidak terjadi lonjakan harga yang lebih tinggi.
”Kalau stoknya banyak yang masuk, dagingnya segar, pasti bisa memenuhi kebutuhan masyarakat jadi harganya tidak terlalu melonjak,” tutur Mani.
