Korban pun menyadari jika dirinya direkam saat mandi di Kos tersebut. Sehingga korban segera melaporkannya ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Pihak kepolisian kemudian melakukan serangkaian penyelidikan dengan memeriksa empat orang saksi dan seorang ahli pidana. Tersangka berhasil diamankan di rumah indekosnya pada Jumat (18/4/2025).
”Barang bukti yang disita antara lain, telepon genggam yang digunakan untuk merekam korban,” pungkasnya.
Murianews, Jakarta – Seorang oknum dokter gigi berinisial MAES (39) terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara setelah diduga melakukan perekaman ilegal terhadap seorang mahasiswi saat mandi.
Peristiwa ini terjadi di sebuah rumah indekos di Jalan Percetakan Negara VI, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, tersangka dapat dijerat dengan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 35 juncto Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
”Tersangka berinisial MAES (39), dapat dijerat dengan pasal Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 35 juncto Pasal 9 UU RI Nomor 44/2008 tentang Pornografi,” kata AKBP Muhammad Firdaus dikutip dari Antara, Senin (21/4/2025).
Lebih lanjut, AKBP Muhammad Firdaus menjelaskan, tersangka saat ini sedang mengikuti program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di salah satu universitas ternama di Indonesia. Tersangka dan korban diketahui tinggal dalam satu rumah indekos.
Aksi perekaman tersebut dilakukan pada Selasa (15/4/2025) melalui celah lubang angin yang terdapat di kamar mandi indekos. Korban yang merupakan seorang mahasiswi berusia 22 tahun.
”Tersangka merekam korban dengan menggunakan telepon pelaku,” ujar AKBP Muhammad Firdaus.
Lapor polisi...
Korban pun menyadari jika dirinya direkam saat mandi di Kos tersebut. Sehingga korban segera melaporkannya ke Polres Metro Jakarta Pusat.
Pihak kepolisian kemudian melakukan serangkaian penyelidikan dengan memeriksa empat orang saksi dan seorang ahli pidana. Tersangka berhasil diamankan di rumah indekosnya pada Jumat (18/4/2025).
”Barang bukti yang disita antara lain, telepon genggam yang digunakan untuk merekam korban,” pungkasnya.