”Seribu dapur harus berkualitas sesuai standar, sesuai dengan ukuran, dan pengawasan BGN karena anak-anak santri harus makan makanan yang baik, sehat, bergizi, aman. Tidak boleh ada yang keracunan, tidak boleh ada yang berkurang gizinya. Insya Allah setelah makan (MBG), para santri tambah cerdas semuanya,” pungkasnya.
Murianews, Bangkalan – Pemerintah meluncurkan proyek Pembangunan seribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di lingkungan pesantren. Inisiatif ini bertujuan menjadikan pesantren sebagai pusat pemberdayaan masyarakat.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, dengan total 41.599 pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia, institusi pendidikan Islam ini memiliki potensi besar sebagai modal pemberdayaan masyarakat.
”Ekosistem bisa kita bangun di 41.599 titik yang itu artinya Insyaallah kalau tumbuh berkembang ekosistem pemberdayaannya, pesantren-pesantren Indonesia akan menjadi kekuatan utama kemajuan ekonomi bangsa kita,” ujar Muhaimin dikutip dari Antara, Selasa (27/5/2025).
Berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2024, jumlah santri di seluruh pesantren mencapai 4.847.197 orang.
Menurut Muhaimin, pesantren sejak lama telah terbukti menjadi aktor utama dalam pemberdayaan masyarakat. Kini, negara hadir untuk memperkuat peran tersebut melalui sinergi program prioritas nasional, salah satunya program Makan Bergizi Gratis (MBG).
”Karena pesantren sudah teruji mengelola kemandirian, teruji mengelola lingkungan, teruji mengelola daya tahan ekonominya. Tinggal kita dorong agar itu terkelola secara modern, produktif, bisa bersaing, dan bisa menjadi keunggulan nasional,” tambahnya.
Peluncuran Pembangunan Seribu SPPG pesantren ini diresmikan oleh Menko Abdul Muhaimin Iskandar bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, pada Senin (26/5/2025).
Program MBG yang akan dihasilkan oleh seribu SPPG tersebut nantinya diperuntukkan bagi para santri di pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten.
Kualitas sesuai standar...
Muhaimin berpesan agar kualitas Pembangunan seribu SPPG pesantren harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).
”Seribu dapur harus berkualitas sesuai standar, sesuai dengan ukuran, dan pengawasan BGN karena anak-anak santri harus makan makanan yang baik, sehat, bergizi, aman. Tidak boleh ada yang keracunan, tidak boleh ada yang berkurang gizinya. Insya Allah setelah makan (MBG), para santri tambah cerdas semuanya,” pungkasnya.