Abdul Muhari menambahkan, rumah hunian sementara yang dibangun BNPB bersama pemerintah daerah dan kementerian terkait sejak erupsi pertama pada November 2024 di Flores Timur juga telah difungsikan dan dihuni oleh warga terdampak.
”Tidak kurang dari 450 Kepala Keluarga (KK) dari desa-desa yang berada dalam radius enam kilometer dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki telah menetap di hunian sementara. Fasilitas dasar seperti listrik dan air bersih juga sudah tersedia,” jelasnya.
Murianews, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan tidak ada laporan korban jiwa akibat erupsi eksplosif Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terjadi pada Selasa (17/6/2025).
”Kami pastikan untuk erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada hari Selasa (17/6/2025) kemarin itu tidak menimbulkan dampak korban jiwa,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari Antara, Rabu (18/6/2025).
Berdasarkan laporan dari tim PGA Badan Geologi, Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami setidaknya lima kali letusan eksplosif. Letusan terbesar terpantau pada pukul 17.35 WITA, menyemburkan kolom abu setinggi 10.000 meter di atas puncak kawah aktif.
Abdul Muhari menjelaskan, material vulkanik berupa abu, pasir, dan kerikil dilaporkan jatuh hingga ke wilayah permukiman di luar radius Kawasan Rawan Bencana (KRB), seperti Desa Boru, Desa Hewa, dan Desa Watobuku.
Selain permukiman, akses jalan utama penghubung Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka juga terdampak oleh hujan batu kerikil.
Bahkan, aparat kepolisian dari Polres Flores Timur dan Polres Sikka harus melakukan buka tutup jalur utama dari Maumere ke Larantuka dan sebaliknya, sebagai dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Wulanggitang dan Kabupaten Flores Timur.
”Upaya pembersihan telah dilakukan untuk memastikan jalur vital tersebut dapat segera digunakan kembali,” tambahnya.
Evakuasi warga...
Meski aktivitas vulkanik masih dipantau intensif, BNPB memastikan sistem evakuasi dan penanganan warga telah berjalan sesuai prosedur.
Abdul Muhari menambahkan, rumah hunian sementara yang dibangun BNPB bersama pemerintah daerah dan kementerian terkait sejak erupsi pertama pada November 2024 di Flores Timur juga telah difungsikan dan dihuni oleh warga terdampak.
”Tidak kurang dari 450 Kepala Keluarga (KK) dari desa-desa yang berada dalam radius enam kilometer dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki telah menetap di hunian sementara. Fasilitas dasar seperti listrik dan air bersih juga sudah tersedia,” jelasnya.