Jumat, 21 November 2025

Menurut BMKG, angin ini bertiup melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia, terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara), terasa juga lebih dingin.

Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh pada suhu dingin di malam hari.

”Kondisi ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh Bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer,” lanjut BMKG.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar, yang kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

Fenomena suhu dingin ini merupakan hal yang biasa terjadi setiap tahun. Bahkan, kondisi ini pula yang nantinya dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas).

Komentar

Terpopuler