Kamis, 20 November 2025

Murianews, Garut – Maula Akbar, anak sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, bersama istrinya yang juga Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menyampaikan permintaan maaf atas insiden tragis dalam pesta rakyat di Pendopo Garut yang menyebabkan tiga orang meninggal.

Permintaan maaf tersebut disampaikan keduanya di hadapan wartawan di rumah dinas Wakil Bupati Garut, Jalan Patriot, Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Sabtu (19/7/2025).

Maula mengaku sangat terpukul dengan adanya insiden yang terjadi pada Jumat (18/7/2025) tersebut.

”Berat rasanya memang melihat sesuatu yang terjadi. Kami merasa terpukul dengan apa yang terjadi,” kata Maula dikutip Kompas.com, Senin (21/7/2025).

Putri Karlina juga menyampaikan permohonan maaf atas musibah yang terjadi dua hari setelah hari paling bahagia dalam hidupnya.

”Dari lubuk hati yang paling dalam, saya menghaturkan permohonan maaf atas musibah yang terjadi tepat dua hari setelah hari yang saya tandai sebagai hari paling bahagia dalam hidup saya,” ucap Putri.

Menurut Maula, sebenarnya dalam rangkaian acara pernikahannya, tidak ada agenda resmi makan gratis pada Jumat (18/7/2025).

Panggung hiburan...

Ia menjelaskan, saat itu memang masih ada banyak makanan yang hendak dibagikan kepada warga yang menyaksikan acara panggung hiburan pada Jumat malam.

”Kami masih memiliki banyak makanan, daripada tidak termakan, silakan dibagikan saja,” katanya.

Maula menambahkan, karena istrinya fokus pada UMKM, ada permintaan untuk membuat lapak Car Free Night, yang kemudian dinamai ”Balakecrakan”, yang menurutnya bukan berarti makan gratis.

Putri membenarkan pernyataan Maula. Menurutnya, pada Jumat itu, hanya ada satu acara, yakni malam hiburan, dan tidak ada acara makan gratis dalam rangkaian acara pernikahannya.

”Memang kami membagikan makanan kepada pengunjung, tapi tidak sebagai acara yang resmi, makanya saya tidak pernah mengumumkan ada acara makan gratis,” katanya.

Putri menduga, kabar adanya makan gratis tersebut berasal dari bocornya notulensi rapat yang dilakukan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut.

”Staf saya melaporkan masyarakat tahu karena ada notulensi rapat yang bocor. Saya baru tahu ada notulensi itu,” ujarnya.

Ia mengaku sudah berhati-hati dalam menyebarkan informasi kegiatan, termasuk saat memberi makanan sisa kepada warga yang akan menyaksikan acara malam hiburan.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler