Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan, terutama bagi yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) dan lansia.
”Tidak ada indikasi subvarian ini lebih menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan subvarian sebelumnya, namun perlu kewaspadaan bagi para lansia dan/atau orang yang memiliki komorbid,” pesan Kemenkes.
Kemenkes mencatat, kasus positif kumulatif tahun 2025 terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.
Untuk mengantisipasi penyebaran, Kemenkes terus mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), etika batuk/bersin, mencuci tangan, menggunakan masker di keramaian atau saat sakit.
Murianews, Jakarta – Kementerian Kesehatan (kemenkes) memberikan laporan terkait Covid-19 varian Stratus atau XFG yang mendominasi penularannya di Indonesia.
Mengutip dari laman Surveilans dan Karantina Kemenkes, varian Stratus kini menjadi varian paling dominan di Indonesia. Data ini diperoleh dari surveilans rutin yang dilakukan melalui 39 puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan di pintu masuk negara.
”Per Minggu 30 (20-26 Juli), dari 186 pemeriksaan, terdapat 13 kasus positif dengan positivity rate sebesar 6,99 persen,” demikian dikutip dari laman surkarkes.kemkes.go.id, Senin (28/7/2025).
Lebih lanjut, laporan tersebut menyatakan pada Juni 2025, varian dominan di Indonesia adalah XFG, yang sebelumnya tercatat 75 persen pada Mei dan meningkat menjadi 100 persen pada Juni.
Sementara itu, varian XEN menyumbang 25 persen pada Mei. Kemenkes juga menyebut Stratus sebagai varian nomor satu dalam hal penularan/penyebaran dengan deteksi di 130 negara per 13 Juni 2025, mayoritas berasal dari Eropa dan Asia.
Laman surkarkes.kemkes.go.id juga menunjukkan peningkatan aktivitas Covid-19, dengan positivity rate Covid-19 meningkat.
”Proporsi positif Covid-19 meninggal dari minggu sebelumnya, dari 3 persen menjadi 9 persen,” demikian keterangan di laman tersebut.
Meskipun demikian, Kemenkes mengingatkan bahwa varian dominan Cpvid-19 di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori risiko rendah.
Protokol kesehatan...
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan, terutama bagi yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) dan lansia.
”Tidak ada indikasi subvarian ini lebih menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan subvarian sebelumnya, namun perlu kewaspadaan bagi para lansia dan/atau orang yang memiliki komorbid,” pesan Kemenkes.
Kemenkes mencatat, kasus positif kumulatif tahun 2025 terbanyak dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.
Untuk mengantisipasi penyebaran, Kemenkes terus mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), etika batuk/bersin, mencuci tangan, menggunakan masker di keramaian atau saat sakit.