Menurut Said, beberapa faktor lain juga turut berkontribusi, seperti pasokan tembakau yang terbatas, kurangnya inovasi produk untuk menyesuaikan tren pasar, dan tingginya beban cukai.
”Ditambah pajak cukai rokok makin mahal,” kata Said Iqbal pada konferensi pers Sabtu (6/9/2025).
”Bisa jadi ratusan ribu buruh berpotensi kehilangan pekerjaan,” ujarnya.
Murianews, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons isu pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang viral di media sosial, diduga terjadi di pabrik rokok PT Gudang Garam, Tuban, Jawa Timur.
Airlangga menyatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan kabar tersebut.
”Kami monitor, karena Gudang Garam sudah menggunakan juga modernisasi. Nanti kami lihat ya,” ujar Airlangga dikutip dari Kompas.com, Senin (8/9/2025).
Airlangga mengaku hingga kini belum menerima laporan resmi dari pihak perusahaan terkait isu PHK massal tersebut.
Isu ini berawal dari video berdurasi 1 menit 17 detik yang memperlihatkan puluhan karyawan Gudang Garam berpamitan dengan haru.
Video itu memicu spekulasi di media sosial tentang adanya PHK massal di perusahaan rokok tersebut.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menyatakan akan memverifikasi kabar tersebut.
Namun, jika informasi itu benar, ia menilai ini bisa menjadi indikasi lemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada menurunnya produksi industri rokok.
Inovasi produk...
Menurut Said, beberapa faktor lain juga turut berkontribusi, seperti pasokan tembakau yang terbatas, kurangnya inovasi produk untuk menyesuaikan tren pasar, dan tingginya beban cukai.
”Ditambah pajak cukai rokok makin mahal,” kata Said Iqbal pada konferensi pers Sabtu (6/9/2025).
Iqbal juga memperingatkan bahwa PHK di industri rokok berpotensi meluas. Ia memperkirakan ribuan pekerja langsung di Gudang Garam dan puluhan ribu pekerja di sektor pendukung, seperti buruh tembakau, logistik, sopir, dan pedagang kecil, bisa ikut terdampak.
”Bisa jadi ratusan ribu buruh berpotensi kehilangan pekerjaan,” ujarnya.