Kondisi suhu yang menyengat ini diprakirakan akan berlangsung hingga sekitar awal Oktober sebagai periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
”Untuk bulan Oktober nanti kami prakirakan suhu sudah akan cenderung menurun karena pada bulan Oktober wilayah Jawa Timur sebagian besarnya nanti akan memasuki masa peralihan musim,” jelas Shanas.
Meskipun tutupan awan akan cenderung lebih banyak pada Oktober sehingga panas sinar matahari tidak terlalu menyengat, Oky memperingatkan bahwa kelembapan justru akan meningkat.
”Jadi kalau periode saat ini panas mataharinya cenderung menyengat, tapi nanti memasuki bulan Oktober kondisi cuaca akan terasa lebih panas gerah,” paparnya.
Murianews, Surabaya – Suhu di Surabaya, Jawa Timur pada hari ini, Rabu (15/10/2025) mencapai 36 derajat Celsius. Namun di lapangan, suhu ini terasa lebih tinggi, yakni 41 derajat celsius.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, suhu udara di Surabaya yang terasa semakin panas dari biasanya disebabkan oleh kombinasi posisi matahari di ekuator dan minimnya tutupan awan.
Prakirawan cuaca BMKG Kelas I Juanda, Shanas Prayuda mengatakan, posisi matahari saat ini yang berada tepat di garis ekuator. Sehingga menyebabkan sinar matahari cenderung datang tegak lurus dengan permukaan bumi.
”Hal tersebut juga didukung dengan tipisnya tutupan awan di langit. Nah, itu yang juga menyebabkan tidak adanya hambatan sinar matahari menuju ke permukaan bumi,” tutur Shanas dikutip dari Kompas.com.
Prakirawan BMKG lainnya, Oky Sukma Hakim menambahkan, suhu udara di Surabaya telah mencapai 36 derajat Celsius. Namun, suhu yang dirasakan kulit manusia bisa jauh lebih panas, yaitu sekitar 40 hingga 41 derajat Celsius, akibat tingginya kelembapan udara.
”Suhu udara dan suhu yang dirasakan kulit manusia berbeda. Saat kelembapan tinggi, suhu yang dirasakan tubuh bisa jauh lebih panas,” jelas Oky.
Ia juga menyebut Surabaya sebagai salah satu kota teratas dengan suhu terpanas di Jawa Timur, bersanding dengan wilayah lain seperti Kediri, Sidoarjo, dan Bojonegoro.
Peralihan musim...
Kondisi suhu yang menyengat ini diprakirakan akan berlangsung hingga sekitar awal Oktober sebagai periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
”Untuk bulan Oktober nanti kami prakirakan suhu sudah akan cenderung menurun karena pada bulan Oktober wilayah Jawa Timur sebagian besarnya nanti akan memasuki masa peralihan musim,” jelas Shanas.
Meskipun tutupan awan akan cenderung lebih banyak pada Oktober sehingga panas sinar matahari tidak terlalu menyengat, Oky memperingatkan bahwa kelembapan justru akan meningkat.
”Jadi kalau periode saat ini panas mataharinya cenderung menyengat, tapi nanti memasuki bulan Oktober kondisi cuaca akan terasa lebih panas gerah,” paparnya.
